Find Us On Social Media :

Trinity Site, Tempat Uji Coba Nuklir yang Justru jadi Lokasi Wisata Meski Penuh Ancaman Radiasi

By Ade Sulaeman, Kamis, 28 Desember 2017 | 17:40 WIB

Intisari-Online.com - Suatu peristiwa luar biasa dan langka serta mengerikan telah berlangsung di Alomogordo, 16 Juli 1945.

Disaksikan sejumlah ilmuwan Proyek Manhattan, bom atom menunjukan kekuatannya yang mengerikan untuk pertama kali di tengah Padang Meksiko.

Tapi kini, tempat kelahiran bom atom tak ubahnya tempat wisata.

Yang menarik, wisatawan bahkan tak keberatan menghadapi risiko radioaktif di Trinity Site.

(Baca juga: Perang Enam Hari, Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel)

Bertahun-tahun setelah uji coba bom atom pertama, tak banyak yang bisa ditunjukkan oleh Trinity Site.

Bahkan bukan kedahsyatan bom atom yang luar biasa. Yang tersisa hanya padang bisu yang berpagar dengan monumen di bagian tengahnya.

Tepat pada posisi monumen tersebut merupakan ground zero ledakan bom atom.

Meski begitu, Trinity Site tetap memberi daya tarik bagi wisatawan.

Terutama bagi mereka yag tertarik dengan tempat-tempat bersejarah.

Trinity Site berada di wilayah White Sands Missile Range. Ini sebabnya Trinity Site tidak dibuka sepanjang tahun.

Tempat ini biasa buka pada Sabtu pertama bulan April dan Oktober.

(Baca juga: Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian)

Jika berminat ke Trinity Site, wisatawan harus siap menghadapi Jornado del Muerto (Perjalanan Kematian).

Penguasa Spanyol memberi nama bagi wilayah ini karena medannya yang tipikal gurun yang sunyi dan mengacam kehidupan.

Meski dianggap sebagai perjalanan kematian, pemandangan sekitar cukup memberi nuansa lain.

Bahkan bagi sebagian orang cukup indah untuk dinikmati.

Selain Trinity Site sebagai pusat perhatian, masih ada sejumlah obyek-obyek lain di sekitarnya.

Mulai dari International Space Hall of Fame di Alamogordo hingga taman dan museum missile atau rudal di markas besar White Sands Missile Range.

Karena tak buka sepanjang tahun, bisa jadi saat dibuka wisatawan yang datang cukup ramai.

(Baca juga: Arogan! Inilah Cuitan-cuitan ‘Pedas’ Dubes AS untuk PBB Terkait ‘Kekalahan’ AS dalam Resolusi PBB untuk Yerusalem)

Begitu tiba, para wisatawan disambut dengan pagar kawat tinggi, di mana setiap jarak tertentu dipasang tanda peringatan.

Meski sudah pudar, masih terbaca cukup jelas:”Hati-hati Bahaya Radioaktif”.

Wilayah Ground Zero di kelilingi pagar kawat. Di sebelahnya terdapat benda berukuran jumbo, yakni sebuah kontainer besi seberat 214 ton.

Kontainer itu dibangun untuk menyimpan radioaktif plutonium dari tembakan yang meleset agar tidak tersebar kemana-mana.

Namun akhirnya wadah ini tidak digunakan. Di sekitar pagar terdapat penjaja pernak-pernik cinderamata.

Monumen batu

Manhattan Project merupakan proyek bom atom terbesar yang amat di rahasiakan, setidaknya sampai bom atom pertama diujicobakan.

Proses uji coba ini mengunakan kode Trinity yang dijalankan dengan penuh rahasia.

Para ilmuwa bahkan memiliki sebutan tersendiri bagi bom yang mereka ciptakan.

Mereka menyebutnya “gadget”. Gadget adalah perangkat plutonium yang menggunakan ledakan konvensional untuk menekan inti plutonium hingga masa kritis.

Selanjutnya mengonversi materi menjadi energi dengan ledakan kataklismik yang membutakan.

Para ilmuwan yang terlibat di Proyek Manhattan tinggal di bagian Utara New Mexico, di bekas Los Alamos Ranch School.

Setelah berbagai pertimbangan, para ilmuwan memilih lokasi terisolasi yang saat itu disebut Alamogordo Bombing Range.

Dari mana datangnya Trinity tidak ada yang sepenuhnya tahu. Namun menurut informasi, Oppenheimer, sang pemimpin proyek, mengambil nama ini dari kitab Hindu.

Trinity berarti Pencipta (Brahma), Pelestari (Wishnu), dan Perusak (Syiwa).

Meskipun Yahudi, Oppenheimer menaruh minat pada budaya Hindu.

Bahkan saat Oppenheimer melihat hasil karyanya menyelimuti Gurun Mexico, yang terpikir olehnya adalah sebuah kutipan dari kitab Hindu “Bhagavad Gita”.

Maknanya, “Aku menjadi kematian, sang penghancur dunia.”

Kini, Trinity Site “dingin”, rata, dan tidak menarik.

Dari tempat parkir, jalur berpagar kawat sejauh seperempat mil, merentang garis ke Ground Zero yang juga terkurung dengan pagar melingkar.

Tepat di Ground Zero berdiri monumen batu biasa. Di sebelahnya terdapat gerigi besi yang menjadi kaki menara setinggi 100 kaki tempat bertumpunya bom.

Meski tak banyak meninggalkan bekas kedahsyatan bom atom, tetap muncul satu pertanyaan penting.

Apalagi dengan adanya tanda peringatan. Apakah Trinity Site masih memaparkan radioaktif?

Menurut brosur resmi, rata-rata tingkat radiasi hanya 10 kali lebih besar dibandingkan radiasi alami wilayah sekitar.

Satu jam kunjungan di dalam wilayah berpagar akan memberikan paparan radioaktif ke seluruh tubuh sebesar 1-1,5 miliroentgen (mrem).

Sementara umumnya warga AS menerima paparan radioaktif alami sebesar 90 mrem setiap tahun.

Selainsisa radioaktif, jangan harap menemukan kawah layaknya kawah meteor di Arizona.

Karena memang sudah dibuldozer pada tahun 1950-an 

untuk membersihkan sisa-sisa unsur radioaktif.

Ditambah lagi menurut stadart hari ini, bom Trinity tidak terlalu besar.

Bom Trinity meledak dengan kekuatan 19.000 ton TNT atau 19 kiloton.

Sedangkan standart masa kini menggunakan satuan megaton. Ribuan kali lebih kuat.

Toh tidak dipungkiri bom yang “tidak seberapa” ini telah melahirkan era atomik yang bermanfaat sekaligus mematikan.

Dari Trinity Site, wisatawan bisa mngunjungi Natioal Atomic Museum di Pangkalan Udara Kirtland, Albuquerque, untuk mengetahui lebih banyak tentang bom atom.

Jika tertarik, wisatawan juga bisa melakukan napak tilas ke rumah peternakan McDonald tempat para ilmuwan merakit inti bom plutonium.

Bangunan ini menjadi landmark nasioal pada tahun 1975 merki tak lebih dari sebuah bangunan reot.

Kincir angin di bagian luar disudah runtuh dan tanki air yang digunakan para ilmuwan untuk mendinginkan diri sudah tak terisi.

Lumbung dan bangunan luar sudah lapuk.

Namun bangunan tersebut tetap berdiri menyimpan sejarah dalam diam bagaikan saksi bisu.

(Baca juga: Rumah Ini Tidak Hanya Antibocor Tapi Juga Tahan Serangan Bom Nuklir)