Find Us On Social Media :

Hanya Dengan 1 Skill Ini Kita Bisa Kok Bertahan Sepanjang Zaman

By Tatik Ariyani, Kamis, 28 Desember 2017 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com - Ketika kecerdasan buatan mulai menguasai kehidupan manusia dan pekerjaan manusia mulai dialihkan pada penggunaan mesin.

Lalu banyak orang yang bertanya-tanya apakah mereka akan kehilangan pekerjaan dan menggantinya dengan mesin?

McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa 400 juta sampai 800 juta pekerjaan hari ini akan diotomatisasi pada tahun 2030.

Namun, ada satu dari berbagai kemampuan manusia yang akan tahan uji terhadap waktu dan teknologi. Apa itu?

(Baca juga: Robot Sophia: Saya Akan Menghancurkan Manusia)

(Baca juga: Berita Populer Karier 2017: Jangan Salah Pilih Jurusan! 5 Gelar Sarjana Ini Kelak Tak Lagi Laku Lagi)

CEO Hotel Hyatt,Mark Hoplamazian, di konferensi Global Forum Fortune di Guangzhou, China mengatakan satu hal itu adalah "empati."

Praktik empati sangat penting untuk segala jenis bisnis.

Contoh pada perusahaan besar sejumlah informasi dikelola menggunakan sistem informasi dan mesin untuk mempermudah pelayanan kepada pelanggan, namun penggunaan manusia masih menjadi prioritas utama.

Perusahaan masih mencari cara untuk bagaimana untuk menghubungkan orang untuk tujuan pekerjaan.

Saat ini, perusahaan manufaktur lebih banyak menggunakan mesin.

Saat merekrut karyawan, hal pertama yang diperhatikan adalah kemampuan untuk belajar.

Sebab, seseorang harus memiliki kemampuan untuk belajar. Belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang terus maju.

Tugas perusahaan adalah menyediakan sarana dan prasarana untuk berprestasi.

Itulah alasan perusahaan menerapkan pelatihan teknis dan pelatihan manajemen untuk karyawan.

(Baca juga: Lucu, Robot Anjing Asal Jepang Ini Bisa Mengendus Kaki yang Bau Bahkan Bisa Pingsan Jika Baunya Terlalu Tajam)

Masih banyak pekerja yang berasal dari desa dengan pendidikan rendah atau orang yang tidak memiliki gelar sarjana memiliki tentu memiliki resiko terhadap perkembangan teknologi.

Misalnya, pasa kasir, operator pintu tol, dan supir truk berpotensi untuk diganti dengan otomasi dalam waktu dekat.

Hal ini tentu saja akan mendorong kesenjangan dalam hal ketrampilan, pendapatan, bahkan kekayaan.

Namun, dalam bisnis orang-orang ini harus tetap masuk ke dalam angkatan kerja dan memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan membangun ketrampilan baru.

(Baca juga: 10 Robot Menakutkan yang Pernah Dibuat Manusia)