Find Us On Social Media :

Jika Tak Lakukan Kesalahan Fatal, Panglima Pembebasan Palestina Ini Mestinya Bisa Lolos dari Penyerang Israel yang Akhirnya Membunuhnya

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 17 Desember 2017 | 19:00 WIB

Intisari-Online.com - Panglima pasukan gerilya Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dibunuh di kediamannya di Tunisia itu sebetulnya sudah tahu perihal kedatangan satu tim penyerang dari Israel.

Usaha untuk menyingkir dari kejaran pasukan Israel itu sudah disiapkannya.

Sayang sekali, Abu Jihad alias Khalil El Wazir melakukan kesalahan fatal. Ia menyempatkan diri dulu mempelajari pertempuran yang terjadi di Tepi Barat lewat video.

Saat itulah orang-orang Israel itu datang membunuhnya.

(Baca juga: Derita Sindrom 'Manusia Akar' Selama 10 Tahun, Pria Muslim Asal Gaza Ini Diselamatkan Seorang Dokter Asal Israel)

(Baca juga: Gara-gara Sering Digempur Militer Israel, Hizbullah yang Gigih Membela Palestina Justru Semakin Tangguh dan Kuat)

Pasukan yang membunuh Abu Jihad di pagi buta tanggal 16 April itu adalah pasukan elite Israel yang dikendalikan oleh Jenderal Dan Shomron, kepala staf Angkatan Bersenjata Israel.

Menurut para pejabat PLO di Tunisia, Ketua PLO.Yasser. Arafat sudah membunyikan alarm.

Tiga hari menjelang kejadian itu, ia telah menyampaikan informasi, Israel sedang merencanakan operasi untuk mengguncang kepemimpinan PLO.

Bahkan dua hari menjelang pembunuhan itu, para pemimpin puncak PLO mengadakan pertemuan darurat, dipimpin Abu Jihad sendiri.

Mereka percaya; satu tim orang Israel berada di Tunisia. Untuk itu Abu Jihad memerintahkan para pejabat tersebut agar meninggalkan negara itu.

Beberapa pejabat PLO memang segera mengikuti perintahnya. Namun, Abu Jihad ketika itu yakin bahwa sasaran kali itu bukan dirinya, melainkan Yasser Arafat.