Find Us On Social Media :

Soal Simpang Siur Kematian Adolf Hitler, Pelayan Pribadinya: Saya Sendiri yang Membakar Jenazah Fuehrer

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 17 Desember 2017 | 12:45 WIB

Di tanah berserakan tegel marmer dan porfir (sejenis marmer) tercampur dengan kristal dari lampu-lampu gantung besar dan mebel yang porak poranda.

Pintu-pintu kuat sudah lepas dari kusennya. Sebuah ruangan yang masih berdiri tegak digunakan untuk pos komando.

Kantor kepala rumah tangga berada di tempat perlindungan, 15 meter di bawah tanah. Untuk sampai ke situ orang harus menuruni tangga.

Di situlah Fuehrer berkata kepada saya: "Saya sama sekali tidak mau menerima ucapan selamat seperti biasa. Saya minta kau menolak para tamu. Terus terang tidak ada suatu alasan untuk memberi selamat kepada saya.”

Hitler kelihatan letih dan terjepit

Menjelang pukul 12 malam ada tujuh orang tokoh pemerintahan menunggu di kamar tunggu yang sempit.

Seluruh perlindungan memang hanya terdiri dari sepuluh ruangan kecil seperti itu. Dari kamar tunggu orang bisa ke kantor Fuehrer, ruang duduk Eva Braun dan ruang konferensi.

Dari situ orang bisa munuju ke pintu darurat.

Di antara orang yang datang terdapat Jenderal Wilhelm Burgdorf (ajudan), pemimpin SS Hermann Fegelein (ipar Eva Braun) dan ajudan pribadi Hitler, Julius Schaub.

Ketika saya menyampaikan kepada Hitler tentang kehadiran mereka, ia memandang saya dengan sorot mata yang letih dan terjepit.