Find Us On Social Media :

Khasiat Empon-empon Kalahkan Migrain, Sssttt... Ada Kandungan Alkoholnya Juga Ternyata

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 12 Desember 2017 | 16:45 WIB

Intisari-Online.com – Langkanya gas elpiji 3 kg dan naiknya harga kebutuhan pokok lainnya memang bikin nyeri kepala.

Tapi jika nyerinya kerap muncul di pelipis atau belakang telinga, jangan-jangan bukan beras mahal penyebabnya, melainkan migrain.

Obatnya tentu saja bukan minta dana subsidi beras ke kelurahan, melainkan ke dokter.

Masalahnya, kadang cekot-cekot di kepala bisa bertambah kencang, saat melihat kuitansi  ongkos dokter dan struk harga obat, yang tak kalah mahal dari harga beras.

Apalagi jika uang telah banyak keluar, tapi migrain di kepala belum juga mau hengkang.

(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)

Untuk itu tidak ada salahnya melengkapi upaya medis dengan mengonsumsi obat-obatan alami. Makin cepat kabur si migrain, kan makin baik buat kepala dan ... isi kantung.

Banyak menyerang wanita

Kata migrain sendiri berasal perkataan Yunani, hemikrania, yang berarti "separo kepala". Seperti yang selama ini dikenal awam, migrain memang kerap muncul di satu sisi kepala.

Sekali muncul di kanan ya kanan saja, kalau nongol di kiri, ya terus kiri.

Dari kata hemikrania itu kemudian berubah menjadi migrain (migraine). Ada dua macam migrain: migrain biasa dan migrain klasik. Migrain biasa terjadi secara perlahan-lahan, mengakibatkan denyut nyeri yang dapat berlangsung selama 2 - 72 jam. Sering berpusat di pelipis atau di belakang telinga.

Migrain klasik sama dengan migrain biasa, tetapi biasanya didahului dengan gejala seperti "aura" (perasaan aneh), yang bisa saja berupa gangguan berbicara, atau kelemahan dan gangguan penglihatan.

Namun, gejala paling umum yang sering terjadi adalah mata sulit melihat dengan jelas. Lamanya gangguan pada penglihatan ini macam-macam, ada yang cuma beberapa detik, ada juga yang beberapa jam, kemudian lenyap.

(Baca juga: Ternyata, Manfaat Jahe Sangat Banyak Lo, Salah Satunya Perlambat Proses Penuaan)

(Baca juga: Jamblang, Si Ungu yang Kandungan Antioksidannya Tinggi dan Cocok untuk Penderita Kencing Manis)

Penyakit ini diperkirakan terjadi 8,7% pada wanila dan 2,7% pada pria. Wanita lebih sering jadi korban mungkin karena fluktuasi kadar hormon estrogen dalam tubuh. Mereka umumnya terkena migrain pada saat mendapatkan haid.

Saat itu kadar estrogen dalam tubuh rendah. Migrain kerap menyerang seseorang yang berusia 20-an dan 30-an tahun dan cenderung berkurang seiring bertambahnya usia.

Faktor penyebab terjadinya "pusing sebelah" ini masih belum diketahui pasti. Namun, diduga karena adanya kontraksi otot yang terus-menerus, sehingga terjadi pelebaran atau penyempitan pembuluh darah pada kulit kepala.

Kontraksi itu dapat dicetuskan  oleh beberapa faktor, seperti jenis-jenis makanan tertentu, perubahan hormonal sebelum haid, stres, usai perjalanan udara yang jauh, cahaya lampu yang sangat terang atau berkedip-kedip.

Dapat pula terjadi karena penghentian kebiasaan minum kopi atau teh secara tiba-tiba.

Selain itu, masih banyak lagi yang berpotensi menjadi pencetus migrain, mulai dari alergi, sembelit, gangguan hati, terlalu banyak atau sangat kurang tidur, perubahan emosional, cahaya yang menyilaukan, kilatan sinar, kurang olahraga, perubahan tekanan udara,  sampai sakit gigi.

Kadar glukosa darah yang rendah juga sering berkaitan dengan terjadinya migrain. Penelitian menunjukkan, saat terjadinya serangan, kadar glukosa darah biasanya rendah. Nah, makin    rendah kadar glukosa darah makin hebat pula nyeri kepala terasa.

Merokok pun dapat menyebabkan serangan, karena nikotin dan karbon monoksida yang dibawa oleh asap rokok memiliki pengaruh pada pembuluh darah. Nikotin menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sedangkan karbon monoksida cenderung memperlebar pembuluh darah.

Bermacam-macam makanan dapat pula menyebabkan serangan migrain. Yang paling umum adalah makanan-makanan seperti cokelat, jeruk, alkohol (terutama anggur merah), dan makanan basi atau makanan yang mengalami peragian.

Tidak bersifat toksik

Serangan migrain sebenarnya dapai dicegah terutama jika kita tahu alau berhasil menemukan pencetusnya, sehingga dapat menghindarinya. Tidur dalam waktu yang cukup dapat  membantu. Sementara jika ingin menghentikan kebiasaan minum kopi atau teh, sebaiknya  dikurangi konsumsinya sedikit demi sedikit, jangan dilakukan sekaligus.

(Baca juga: Meski Liar, Namun Kersen atau Talok Punya Segudang Manfaat Kesehatan)

Kalau pun akhirnya migrain datang, cobalah beristirahat dan tidur di kamar yang gelap. Dapat pula menempelkan kompres dingin di kepala unluk menyempitkan pembuluh darah di kulit kepala.

Setelah itu, minum obat pereda nyeri (analgetik), baik obat-obatan yang mengandung zat kimia maupun obat alami untuk memperlancar peredaran darah. Jangan lupa memeriksakan diri ke  dokter, jika upaya di atas belum menolong.

Seperti sudah disebut, obat-obatan alami pun banyak yang dapat dimanfaatkan untuk melengkap i maupun menggantikan obat kimia.

Obat-obatan alami pengusir migrain yang bisa dijajal khasiatnya antara lain rimpang jahe (Zingiber officinale Rose), rimpang bangle (Zingiber cassumunar Roxb.), pegagan (Centella asiatica L. Urban), dan daun ginkgo (Ginkgo biloba L.).

Rimpang jahe termasuk kelompok empon-empon (tumbuhan berimpang) dan terdapat hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Rimpang pipih bercabang-cabang dan berkulit agak kekuning-kuningan ini mengandung banyak minyak atsiri dan oleoresin  (minyak damar).

Minyak atsiri terulama mengandung zat seskuiterpena, yang menyebabkan bau yang khas jahe. Sedangkan kandungan yang memberikan rasa pedas yaitu zat-zat monoterpena aldchida dan alkohol. Zat-zat itu pula yang memberikan khasiat antimual dan antimuntah.

Di samping khasiat itu, rimpang jahe juga berkhasiat sebagai antiradang dan pereda nyeri serta memperlancar peredaran darah.

Semua khasiat itu menyebabkan herbal yang satu ini dapat digunakan untuk meredakan migren. Di samping itu, khasiat antimual dan antimuntah rimpang jahe sangat membantu pencegahan dan pengobatan migrain.

Pada anak-anak rimpang jahe ini sangat membantu pengobatan migrain, karena sifatnya yang tidak toksik.

Cara memanfaatkan herbal yang satu ini tak sulit. Cukup ambil serbuk rimpang yang telah dikeringkan. Untuk orang dewasa dan anak-anak di atas enam tahun, gunakan dosis serbuk 0,5 g untuk sekali minum. Agar lekas sembuh ramuan sebaiknya diminum 2 - 4 kali sehari.

(Baca juga: Ini yang akan Dilakukan Jokowi di KTT OKI dalam Menolak Langkah AS Terkait Yerusalem)

Hanya untuk orang dewasa

Rimpang bangle juga punya khasiat serupa. Tumbuhan bangle juga termasuk empon-empon dan memiliki sifat sebagai obat antiradang agak kuat dan pereda nyeri. Itu sebabnya, ia diyakini cukup manjur sebagai obat pereda migren.  Untuk itu, dapat digunakan serbuk rimpang kering dengan dosis 0,5 g, diminum dua kali sehari.

Berikutnya, tumbuhan obat yang sudah tak asing lagi, pegagan. Tumbuhan yang termasuk suku Apiaceae ini dipercaya dapat membantu meredakan migrain, karena dapat memperlancar peredaran darah, pereda nyeri, serta sebagai obat penenang.

Namun, ada satu hal yang perlu diingat, herbal yang satu ini sebaiknya digunakan untuk orang dewasa saja, tidak untuk anak-anak.

Daun ginkgo yang termasuk dalam suku Ginkgoaceac sebenarnya banyak tumbuh di daratan Cina. Namun, berkat globalisasi, bahan obat ini sekarang bisa diperoleh dengan mudah di mana-mana, termasuk di Indonesia.

Daun ginkgo mengandung flavonoid dalam bentuk "mono", "di" dan "tri" glikosida serta ester asam koumarat. Yang paling penting, sama seperti herbal pengusir migrain lainnya, ekstrak daun ginkgo juga berkhasiat memperlancar peredaran darah di otak (kepala).

Sekarang Anda bisa mencoba herbal-herbal tersebut kalau memang menderita migrain. Tapi, jangan coba-coba menginginkan sakit migrain, karena rasanya ditanggung nyuerii banget!

(Ditulis oleh Djoko Hargono, pemerhati obat alam. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 2006)