Find Us On Social Media :

Khasiat Empon-empon Kalahkan Migrain, Sssttt... Ada Kandungan Alkoholnya Juga Ternyata

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 12 Desember 2017 | 16:45 WIB

Migrain klasik sama dengan migrain biasa, tetapi biasanya didahului dengan gejala seperti "aura" (perasaan aneh), yang bisa saja berupa gangguan berbicara, atau kelemahan dan gangguan penglihatan.

Namun, gejala paling umum yang sering terjadi adalah mata sulit melihat dengan jelas. Lamanya gangguan pada penglihatan ini macam-macam, ada yang cuma beberapa detik, ada juga yang beberapa jam, kemudian lenyap.

(Baca juga: Ternyata, Manfaat Jahe Sangat Banyak Lo, Salah Satunya Perlambat Proses Penuaan)

(Baca juga: Jamblang, Si Ungu yang Kandungan Antioksidannya Tinggi dan Cocok untuk Penderita Kencing Manis)

Penyakit ini diperkirakan terjadi 8,7% pada wanila dan 2,7% pada pria. Wanita lebih sering jadi korban mungkin karena fluktuasi kadar hormon estrogen dalam tubuh. Mereka umumnya terkena migrain pada saat mendapatkan haid.

Saat itu kadar estrogen dalam tubuh rendah. Migrain kerap menyerang seseorang yang berusia 20-an dan 30-an tahun dan cenderung berkurang seiring bertambahnya usia.

Faktor penyebab terjadinya "pusing sebelah" ini masih belum diketahui pasti. Namun, diduga karena adanya kontraksi otot yang terus-menerus, sehingga terjadi pelebaran atau penyempitan pembuluh darah pada kulit kepala.

Kontraksi itu dapat dicetuskan  oleh beberapa faktor, seperti jenis-jenis makanan tertentu, perubahan hormonal sebelum haid, stres, usai perjalanan udara yang jauh, cahaya lampu yang sangat terang atau berkedip-kedip.

Dapat pula terjadi karena penghentian kebiasaan minum kopi atau teh secara tiba-tiba.

Selain itu, masih banyak lagi yang berpotensi menjadi pencetus migrain, mulai dari alergi, sembelit, gangguan hati, terlalu banyak atau sangat kurang tidur, perubahan emosional, cahaya yang menyilaukan, kilatan sinar, kurang olahraga, perubahan tekanan udara,  sampai sakit gigi.

Kadar glukosa darah yang rendah juga sering berkaitan dengan terjadinya migrain. Penelitian menunjukkan, saat terjadinya serangan, kadar glukosa darah biasanya rendah. Nah, makin    rendah kadar glukosa darah makin hebat pula nyeri kepala terasa.