Find Us On Social Media :

Menantang Maut, Pria Ini Beratraksi di Atap Kereta yang Tengah Berjalan Melewati Terowongan

By Ade Sulaeman, Rabu, 29 November 2017 | 19:30 WIB

Intisari-Online.com – Sebuah video yang mendebarkan memperlihatkan aksi seorang pria di atap kereta yang sedang berjalan.

Ia melakukan gerakan berlimbo saat kereta itu memasuki sebuah terowongan.

Ternyata, aksi menantang maut itu sudah sering dilakukannya.

Pada awal video terlihat ada beberapa orang yang bergelantungan di luar kereta di sebuah stasiun kereta di Cape Town, Afrika Selatan.

(Baca juga: (Video) Bukan Sedang Bertugas, Para Pemadam Kebakaran Ini Cedera Parah Justru saat Sedang Atraksi)

Saat kereta mulai berjalan, terlihat ada seorang pria berseragam biru dan kuning sambil menenteng sebuah helm, naik ke atap kereta.

Kemudian ia berjalan dengan santainya di atap kereta dibawah jaringan listrik bertegangan tinggi.

Terlihat ia masih tegak berdiri sementara kereta akan memasuki sebuah terowongan jembatan.

Namun kemudian ia menarik tubuhnya ke belakang tepat waktu ketika kereta memasuki terowongan jembatan.

Gerakan pria itu seperti suatu manuver seperti limbo, untuk menghindari kepalanya terbentur terowongan.

Penoton di kereta dan di dekat peron dekat kereta sempat menjerit, tetapi kemudian bersorak.

Aksi pria itu direkam oleh seorang account executive Ricardo Afrika (23 tahun).

“Aku sedang dalam perjalanan dengan kereta dan aku melihat pria ini berseluncur di atapnya. Aku pun memutuskan untuk merekamnya. Ini terjadi setiap hari,” cerita Ricardo Afrika, seperti dikutip dari situs Mail Online, Selasa (28/11).

(Baca juga: Samadhi Death Simulator, Atraksi Untuk Anda yang Penasaran dengan Kematian)

Menurutnya, pria tersebut hanya dikenal sebagai Skate.

Ia bekerja di sebuah perusahaan kontruksi, tetapi ia telah terlatih bersurfing di kereta selama 15 tahun.

Ia selalu melompat ke atap kereta yang sama dan ia melakukannya sebagai adrenalin.

Pada hari it ia berada di stasiun selama 45 menit.

“Tak pelak lagi ini berbahaya sekali, tetapi aku pikir mereka tidak memedulikannya,” tutup Ricardo Afrika.