Find Us On Social Media :

Sadar dari Koma Selama 2 Minggu Setelah Melahirkan, Ibu Muda Ini Merasa Baru Berusia 13 Tahun Lalu Bernyanyi ‘Somewhere Over the Rainbow’

By Moh Habib Asyhad, Senin, 27 November 2017 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com – Ini adalah kisah Shannon Everett (22 tahun) dari Cwmbran di Gwent, Wales Selatan, Inggris.

Setelah mengalami 4 kali keguguran dalam waktu 3 tahun, ia merasa senang karena bisa hamil kembali.

Ia mengandung bayi laki-laki yang akan menjadi adik bagi putrinya, Mika (3 tahun).

Karena ukuran bayinya kecil, ibu muda itu harus dirawat beberapa hari sebelumnya di Rumah Sakit Royal Gwent di Newport.

(Baca juga: Ajaib! Bukan karena Obat dari Dokter, Pria Ini Bangun dari Koma Berkat Gonggongan Anjing Kesayangannya)

(Baca juga: Meski Suka Bertindak di Luar Komando, Soeharto Sesungguhnya Jenderal yang Sangat Dipercaya Bung Karno)

Keesokan paginya, dokter kaget menemukan Shannon sudah mengalami pembukaan 2 cm.

Pada pukul 11 pagi, ia sudah mengalami pembukaan 5 cm, dan ia pun dibawa ke ruang persalinan.

Setelah beberpa jam, sudah menjadi pembukaan 10 cm dan ia pun diminta untuk mendorong bayinya keluar.

Shannon sempat mengucapkan ‘I love you’ kepada tunangannya, Ioan, dan ibunya Nicola Everett.

Namun, sebelum tengah malam, masih dalam proses melahirkan, jantung Shannon tiba-tiba berhenti.

“Tiba-tiba aku menyadari Shannon tidak sadarkan diri. Suara mesin-mesin terdengar berisik di ruangan itu dan ruangan segera dipenuhi oleh dokter dan perawat. Aku memegangi kepalanya sambil meminta ia membuka mata dan tetap mendorong bayinya,” cerita Nicola Everett.

Karena drama itu tidak juga berakhirnya, akhirnya Nicola dan Ioan diminta untuk keluar.

Rupanya, saat proses melahirkan, Shannon mengalami emboli air ketuban yang langka sehingga jantungnya terhenti dan mulai mengalami pendarahaan.

Sekadar tahu, emboli air ketuban adalah masuknya cairan ketuban masuk ke dalam sirkulasi darah maternal sehingga terjadi gangguan akut pada pernafasan.

Dilansir dari situs The Sun, Sabtu (25/11), Shannon mengalami henti jantung selama 68 menit, lalu koma selama 2 minggu.

Namun, saat ia bangun dari komanya, ia tidak mengenali tunangannya, Ioan dan dua anaknya, Mika dan bayinya yang diberi nama Nico.

Ternyata, ingatan Shannon mengalami kerusakan cukup parah.

“Ketika kami pergi ke rumah sakit pada 29 September itu, kami berharap akan kembali ke rumah dengan bayi yang baru, tetapi sepertinya kami jadi punya bayi lainnya karena Shannon butuh perawatan lebih,” kata Nicola Everett.

Ibu Shannon itu bercerita, putrinya terus memanggil dirinya dengan kata ‘Mammy’.

Ketika ditanya dimana rumahnya, putrinya memberi alamat rumah yang pernah ditempati keluarga mereka saat ia berusia 13 tahun.

Begitu sadar dari koma, Shannon mulai bernyanyi mengikuti lagi Like A Prayer yang diputarkan sebagai latar belakang.

Setelah itu ia menyanyikan lagu Somewhere Over the Rainbow.

Begitu selesai menyanyi, ia berkata: “Mammy, aku seperti berada di atas pelangi.”

Shannon tidak mengenali tunangannya dan ia tidak percaya ketika dikatakan bahwa ia punya dua anak.

“Ia seperti lupa semua masa kehidupannya dan berpikir sebagai seorang remaja kembali,” kata Nicola.

Setelah dirawat selama 6 minggu, Shannon boleh pulang pada pekan lalu.

Ibu muda itu dibawa ke rumah orangtuanya karena butuh perawatan khusus.

Kerusakan otak yang dialami saat proses melahirkan berpengaruh pula pada matanya.

Ia jadi tidak bisa melihat apa-apa dan hanya dapat melihat sesosok bentuk saja.

Usaha mendekati Shannon dengan bayinya, Nico, lebih sulit lagi karena ia tidak punya ingatan pernah hamil atau melahirkan.

Tunangannya, Ioan memutar video putrinya, Mika, untuk membantunya mengembalikan ingatan Shannon.

Secara perlahan keluarganya mencoba mengembalikan ingatan Shannon, tetapi ia masih kehilangan bagian besar hidupnya.

(Baca juga: Ajaib! Bukan karena Obat dari Dokter, Pria Ini Bangun dari Koma Berkat Gonggongan Anjing Kesayangannya)

(Baca juga: Sharista Giles, Seorang Ibu yang Bangun dari Koma dan Mengetahui Punya Bayi)

Ibu muda itu harus menjalani fisioterapi dan diharapkan hal itu bisa membantunya belajar kembali segalanya, mulai dari belajar makan sendiri hingga belajar berjalan.

Nicola bercerita, selain Shannon, ia dan suaminya, Heath, memiliki anak perempuan yang disabilitas, Evie (9 tahun).

Evie pernah mengalami kekurangan oksigen saat usianya baru 6 hari.

Itu sebabnya, Nicola jadi khawatir dalam mengurus putri-putrinya yang sakit dan juga ada bayi Nico.

Saat Shannon masih dalam keadaan koma, ia pernah bicara pada Ioan bahwa ia tidak masalah bila pria itu meninggalkan putrinya.

Namun, pria itu menolak karena ia mencintai Shannon dan akan menikahinya.

“Aku menjanjikan padanya bahwa aku akan membuat Shannon bisa berjalan ke pelaminan. Itu tidaklah mudah tetapi aku tahu ia bisa melakukannya,” kata Nicola.

Karena membutuhkan biaya besar untuk perawatan itu, keluarga Everett juga berkampanye mencari donasi bantuan.

Mereka juga mencari rumah baru bagi Ioan dan Mika yang berdekatan dengan rumah mereka.

Tujuannya, agar Ioan dan Mika selalu bisa berdekatan dengan Shannon yang bisa membantu memulihkan daya ingatnya.