Find Us On Social Media :

Masih Saja Suka Adu Mulut di Media Sosial? Percayalah, Anda Sudah Lakukan Hal yang Sia-sia

By Ade Sulaeman, Kamis, 23 November 2017 | 10:30 WIB

Intisari-Online.com—Suasana media sosial kini tidak seramah dulu. Salah satunya media sosial dijadikan arena tempur yang seru untuk berperang. Ya, perang komentar. Karena berbeda pendapat, banyak orang yang sibuk adu argumentasi di media sosial. Apakah kegiatan ini bermanfaat?

(Siapa Sangka, Makan Es Krim ketika Sarapan Bagus untuk Kesehatan Mental dan Kewaspadaan)

Faktanya banyak orang yang rela menghabiskan waktunya untuk berdebat dan adu pendapat bahkan kekeuh dengan pendapatnya. Akibatnya diskusi media sosial yang dulunya menarik, kini jadi panas. Pertanyaannya, mengapa harus melibatkan diri dalam situasi seperti itu?

Mungkin karena kita tidak bisa menahan diri. Selain itu, mungkin belum menyadari bahwa ada 8 alasan mengapa perang komentar di media sosial itu adalah pekerjaan yang sia-sia. Berikut ulasannya!

(Begini Tips Mengurangi Kecanduan Media Sosial)

1. Buang-buang waktu

Menurut data NBCNews, 55 miliar jam sudah digunakan oleh pengguna Facebook sejak tahun 2009. Bayangkan betapa banyaknya waktu yang sudah hilang dan dihabiskan dengan sia-sia jika kita menggunakan media sosial hanya untuk berdebat. Setidaknya ada 10 kegiatan yang bisa kita lakukan dengan waktu yang sama yang kita gunakan untuk adu argumentasi di media sosial.

2. Tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan kita

Sangat penting untuk menyadari bahwa tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan kita. Bahkan seringkali banyak orang yang tidak bisa setuju dengan pendapat kita. Jadi tidak ada gunanya meyakinkan orang yang jelas-jelas sudah berbeda pendapat dengan kita. Apalagi menggunakan media sosial tanpa tatap muka langsung.

3. Sepenting itukah berdebat di media sosial?

Hampir semua orang sebetulnya akan menjawab tidak. Sebab tidak ada manfaatnya terlibat perdebatan dengan orang yang sebetulnya tidak benar-benar kita kenal di media sosial. Apakah kita akan menghabiskan waktu berdebat dengan orang lain di dunia nyata? Lalu mengapa melakukannya di media sosial?

4. Menambah stres

Faktor stres dalam hidup ini sudah banyak, mengapa harus menambahi pemicu stres lagi? Ingat, perang komentar di media sosial terbukti meningkatkan level stres.

5. Awas monster!

Jika kita terlalu aktif berkomentar di media sosial, kita bisa berakhir menjadi internet troll alias monster. Tadinya hanya terlibat dalam diskusi dan adu pendapat, lama kelamaan kita menjadi lebih kasar bahkan menjatuhkan orang lain di media sosial. Tadinya kita memberikan komentar positif, akhirnya berubah jadi negatif.

(Whatsapp Menjadi Media Sosial yang Paling Banyak Diblokir)

6. Hoax bukanlah sesuatu yang baru

Sejak abad ke 19, istilah yellow journalism sudah diketahui orang banyak untuk menggambarkan berita-berita palsu yang tidak jelas kebenarannya. Jadi, jangan sampai terjebak perang komentar, debat, dan adu argument, padahal isu yang dibicarakan adalah hoax. Rugi, bukan?

7. Orang cerdas tak adu pendapat di media sosial

Orang yang berpendidikan, bermoral, dan beretika akan merasa malu untuk berdebat atau terlibat perang komentar tidak sehat di media sosial. Sebab ia memahami jika semua orang memiliki pendapat dengan versinya sendiri. Dan tidak ada gunanya memaksakan pendapat sendiri.

(Pembahasan Hoax di Media Sosial Antara Pemerintah Indonesia dan Facebook Tertunda)

8. Jadi sensitif dan pemarah

Apakah media sosial membuat kita jadi lebih sensitif dan pemarah? Tidak wajar sebetulnya jika kita marah-marah akibat postingan orang lain di media sosial. Sama seperti kita, ia berhak untuk melakukan apapun di akun media sosialnya.

Jika kita tidak senang, mengapa harus menyerang dan adu pendapat? Lebih baik me-report akun atau meng-unfollow, ketimbang merusak pertemanan di media sosial.

(Like: Gengsi Lelaki di Media Sosial)

(Tika Anggreni Purba)