Find Us On Social Media :

Masih Saja Suka Adu Mulut di Media Sosial? Percayalah, Anda Sudah Lakukan Hal yang Sia-sia

By Ade Sulaeman, Kamis, 23 November 2017 | 10:30 WIB

5. Awas monster!

Jika kita terlalu aktif berkomentar di media sosial, kita bisa berakhir menjadi internet troll alias monster. Tadinya hanya terlibat dalam diskusi dan adu pendapat, lama kelamaan kita menjadi lebih kasar bahkan menjatuhkan orang lain di media sosial. Tadinya kita memberikan komentar positif, akhirnya berubah jadi negatif.

(Whatsapp Menjadi Media Sosial yang Paling Banyak Diblokir)

6. Hoax bukanlah sesuatu yang baru

Sejak abad ke 19, istilah yellow journalism sudah diketahui orang banyak untuk menggambarkan berita-berita palsu yang tidak jelas kebenarannya. Jadi, jangan sampai terjebak perang komentar, debat, dan adu argument, padahal isu yang dibicarakan adalah hoax. Rugi, bukan?

7. Orang cerdas tak adu pendapat di media sosial

Orang yang berpendidikan, bermoral, dan beretika akan merasa malu untuk berdebat atau terlibat perang komentar tidak sehat di media sosial. Sebab ia memahami jika semua orang memiliki pendapat dengan versinya sendiri. Dan tidak ada gunanya memaksakan pendapat sendiri.

(Pembahasan Hoax di Media Sosial Antara Pemerintah Indonesia dan Facebook Tertunda)

8. Jadi sensitif dan pemarah

Apakah media sosial membuat kita jadi lebih sensitif dan pemarah? Tidak wajar sebetulnya jika kita marah-marah akibat postingan orang lain di media sosial. Sama seperti kita, ia berhak untuk melakukan apapun di akun media sosialnya.

Jika kita tidak senang, mengapa harus menyerang dan adu pendapat? Lebih baik me-report akun atau meng-unfollow, ketimbang merusak pertemanan di media sosial.

(Like: Gengsi Lelaki di Media Sosial)

(Tika Anggreni Purba)