Penulis
Intisari-Online.com - Presiden AS Donald Trump dalam upaya mengkampanyekan bahwa Korut merupakan negara berbahaya dan menjadi ancaman internasional memutuskan untuk memberi label baru kepada Korut sebagai negara sponsor terorisme internasional.
Pernyataan Presiden Donald Trump yang menegaskan bahwa Korut merupakan sponsor teroris internasional itu disampaikan dalam rapat kabinet hari Senin (20/11/2017) di Gedung Putih.
Tujuan utamanya adalah demi makin memojokkan posisi Korut di dunia internasional setelah PBB menjatuhkan sangsi ekonomi pada bulan Agustus 2017 lalu.
Langkah politis Presiden Trump memasukkan Korut dalam daftar sponsor terorisme itu menjadikan Korut negara urutan ketiga yang dimasukkan AS sebagai pendukung terorisme setelah Iran dan Suriah.
(Baca juga: Sebut Kim Jong Un ‘Pendek dan Gemuk, Donald Trump Ingin Dihukum Mati Rakyat Korut)
Presiden AS sebelumnya, George W Bush sebenarnya telah mengeluarkan Korut dalam daftar pendukung terorisme pada tahun 2008.
Keputusan Presiden Trump memasukkan kembali Korut ke dalam daftar negara pendukung terorisme telah menyebabkan hubungan AS-Korut ke depan jelas menjadi makin runyam.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang selama ini sudah dibuat puyeng oleh sikap Kim Jong Un yang sedikitnya telah dua kali meluncurkan uji coba rudal balistik dan melintasi wilayah Jepang, menyatakan mendukung keputusan Presiden Trump yang mengklaim Korut sebagai sponsor terorisme internasional.
Keputusan Presiden Trump yang mengklaim Korut sebagai sponsor terorisme itu sebenarnya agak terlambat karena Presiden Trump berusaha mengkaitkan kasus “terorisme Korut” dengan kasus meninggalnya turis asal AS di Korut, Otto Warmbier pada bulan Juni 2017 lalu.
Tapi pengklaiman Presiden Trump atas Korut sebagai negara sponsor terorisme itu tampaknya tidak akan menggoyahkan kepemimpinan Kim Jong Un.
Pasalnya Kim Jong Un sendiri sudah lama menjuluki AS sebagai negara teroris karena telah menimbulkan kekacauan di berbagai negara khususya di Timur Tengah.
Kim Jong Un bahkan telah menuduh AS sengaja mengkaitkan aksi terorisme dengan agama Islam agar negara-negara Islam menjadi lemah dan mudah dikuasai oleh AS.
(Baca juga: AS Kirim Tiga Kapal Induk, Korut Ancam Luncurkan Nuklir, Tapi Kok Pakai ‘Colek-colek’ Rusia?)