Find Us On Social Media :

Berkunjung Melihat Isi ‘Perut’ Museum Perlebahan

By Ade Sulaeman, Sabtu, 18 November 2017 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com – Lebah kok ada museumnya? Mungkinkah ada lebah peninggalan zaman pra sejarah atau zaman batu?

Oh tidak! Di sana yang bisa Anda temukan adalah bukti-bukti perjalanan sejarah peternakan lebah.

Begitu memasuki Museum Perlebahan Pusat Apiari Pramuka di Kompleks Wiladatika Cibubur ini, kita disambut seekor lebah raksasa yang selalu "terbang".

Jangan terkejut! la bukan lebah benaran. Si raksasa itu hanyalah lebah pekerja yang terbuat dan kertas dengan kerangka kayu dan kawat.

(Baca juga: Telah Dibangun Museum Louvre di Abu Dhabi dan Menjadi Satu-satunya Museum Universal di Dunia Arab)

Di salah satu sudut ruangan museum ini berjajar peralatan beternak lebah. Anda akan melihat sepotong batang pohon kelapa terbelah.

Itu adalah rumah lebah pada peternakan lebah tradisional. Yang agak modern terbuat dari bilik bambu berbentuk tabung.

Peralatan itu nampaknya hanya untuk mengingatkan pengunjung bahwa barang-barang itu sudah jarang digunakan karena tidak efisien lagi.

Sebagai penggantinya dibeberkan peralatan untuk berternak lebah secara modern. Rumahnya berbentuk kotak yang terbuat dari papan dan dicat putih.

Rumah ini dilengkapi pintu keluar-masuknya lebah pekerja dan bingkai sarang lebah. Satu perangkat ini biasanya disebut sebagai stup.

Peralatan pendukungnya juga dipamerkan di sini.

Umpamanya sarang pondasi, penjaring pollen (tepung sari yang dibawa lebah pada kakinya dari bunga sumber nektarnya), mangkuk royal jelly (bahan seperti vaselin yang berasal dari kelenjar ludah lebah pekerja), dan penyekat ratu.