Sempat Ditolak jadi Pilot, Otto Skorzeny Malah Sukses Jadi Ahli Sabotase Nazi yang Bikin Pusing Sekutu

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com - Selama berkuasa, Hitler memiliki sejumlah orang kepercayaan yang umumnya jago bertempur dan kejam, salah satunya adalah Otto Skorzeny.

Skorzeny bahkan pernah disebut-sebut sebagai salah seorang yang paling membahayakan di dunia di era PD II.

Secara asal-usul, Skorzeny sebagaimana Adolf Hilter sebenarnya adalah orang Austria.

Ia dilahirkan di Wina, 12 Juni 1908. Mulanya ia adalah ahli teknik prefesional yang ingin menjadi pilot Angkatan Udara Nazi (Luftwaffe).

BACA JUGA: Ini Lho, 7 Langkah Mudah Melakukan Diet Yang sehat

(Baca juga: Soal Kegigihan, Baiknya Kita Berkaca pada Pasukan Gunung Nazi Ini yang Terus Bertempur Walau Tertekan)

Namun karena postur tubuhnya yang besar dan tingginya hampir dua meter, membuatnya sulit keluar masuk pesawat.

Selain itu, usianya yang sudah lebih dari batas usia seorang pilot membuatnya ditolak oleh Lutfwaffe.

Karena itu ia lalu beralih minat dan bergabung dengan pasukan Waffen SS dalam Divisi Leibstandarte.

Skorzeny kemudian bersama Divisi SS-Das Reich, bertempur dengan gagah berani di Perancis, Belgia, dan Belanda, selanjutnya ke Balkan.

Dalam invasi ke Rusia pertengahan 1941, Skorzeny terluka parah.

Semasa dalam pemulihan ia bertemu dengan tokoh Nazi sesama dari Austria, yakni Dr Ernst Kaltenbrunner yang memimpin polisi keamanan SD (Sicherheitsdient) dan merupakan cabang dari SS.

Dengan rekomendasi Kaltenbruner, Skorzeny membentuk komando SS untuk operasi khusus.

Dua batalyon yang dibentuknya itu dilengkapi peralatan serta sejata komando Inggris yang jatuh ke tangan Jerman.

(Baca juga: Berkat Tank-tank Palsu, Pasukan Lapis Baja Inggris Berhasil Dihancurkan Nazi yang ‘Lebih Lemah’)

Para anggotanya juga menguasai berbagai bahasa penting Eropa lainnya.

Tugas utama satuan komando khusus ini adalah operasi membebaskan diktator Italia Benito Mussolini di pegunungan Gran Sasso, 160 km utara Roma, pada 12 September 1943.

Misi pembebasan Mussolini yang sebenarnya merupakan mission imposible itu ternyata berhasil.

Kesuksesan operasi komando ini menaikan pangkat Skorzeny menjadi SS-Sturmbonnnfuhrer atau mayor.

Operasi lainya adalah untuk menculik Marsekal Henri Petain di Perancis Vichy tapi kemudian dibatalkan.

Sedangkan misi penculikan tokoh gerilya Yugoslavia, Josip Broz Tito gagal karena panglima korps tentara Jerman tidak mau bekerjasama.

Satuan komando Skorzeny juga melakukan serangan penculikan terhadap Milos, putra Laksamana Miklos Horthy dari Hungaria yang bermaksud menyerah kepada Rusia.

Operasi berhasil tetapi tidak mengubah niatan Horthy, sehingga ia sendirilah yang diculik pada 16 Oktober 1943.

(Baca juga: Stanley Hollis, Tak Tersentuh Rentetan Peluru Meski Masuk ke ‘Kandang’ Nazi Seorang Diri)

Hungaria lalu dikuasai pemerintahan pro-Nazi. Skorzeny yang saat itu berpangkat SS-Obersturmbannfuhrer atau letkol dikirim ke Eropa Barat, merancang Operasi Condor (Operation Condor) dalam ofensif ke Ardennes.

Dia mengirim pasukan komando SS-ya yang mahir berbahasa Inggris dan memakai seragam tentara Amerika, untuk melakukan sabotase dan menimbulkan kebingungan di kalangan musuh.

Operasi rahasia ini cukup berhasil meskipun akhirnya Skorzeny dan anak buahnya berhasil ditangkap.

Skorzeny sebenarnya akan dijatuhi hukuman mati tapi mantan pasukan komando itu ternyata berhasil melarikan diri ke Argentina.

Skorzeny kemudian bisa hidup nyaman di Spanyol dan baru meninggal pada 5 Juli 1975 karena serangan jantung.

Artikel Terkait