Penulis
Intisari-Online.com – Orang yang selamat dari serangan simpanse lima tahun yang lalu itu, kini telah membuka program perawatan trauma baru di St. Louis University Hospital di Missouri.
Andrew Oberle Jr, 31, adalah seorang mahasiswa pascasarjana yang bekerja di Jane Goodall Institute’s Chimp Eden di Afrika Selatan, saat ia diserang oleh dua simpanse.
Pemuda berusia 26 tahun itu ditarik dari bawah pagar listrik dan ditarik setenah mil sebelum seorang manajer di institut tersebut dapat menghentikan hewan tersebut.
Oberle menjalani puluhan operasi rekonstruktif setelah serangan tersebut, yang membuatnya dioperasi dari tengkoraknya hingga kakinya. Ia kehilangan salah satu telinganya, hidung, sebagian besar jari dan kedua kakinya.
Tapi Oberle kini menggunakan situasi tersebut untuk membentuk Oberle Institute dan membantu orang-orang yang baru pulih dari trauma.
Sejak pulih dari serangan tersebut, Oberle telah bertunangan dan menyambut seorang anak perempuan yang kini telah berusia tiga bulan.
Saat itu tanggal 28 Juni 2012, Oberle sedang berkeliling di Institut saat kedua simpanse menyerang. Ia bekerja di tempat tersebut sebagai bagian dari program pascasarjannya di University of Texas-San Antonio untuk gelarnya dalam bidang antropologi dan primatologi.
Ia memiliki ketertarikan untuk menjadi penjaga kebun binatang sejak muda dan memiliki daya tarik tersendiri dengan simpanse.
Simpanse jantan, Nikki dan Amadeus, menerkamnya saat ia berkeliling, dan kedua simpanse itu keluar dari habitatnya.
Tidak ada yang tahu apa yang membuat kedua simpanse itu marah, tapi mereka menyerang Oberle dan menyeretnya ke bawah pagar listrik habitat mereka.
Oberle diseret hampir setengah mil sebelum seorang manajer di institut tersebut berhasil menakut-nakuti binatang tersebut.
Manajer itu melepaskan senapannya ke udara, yang menghentkan simpanse tersebut menyerang Oberle dan melarikan diri.
Lembaga tersebut mengatakan bahwa ini adalah serangan pertam sejak mereka membuka lembaga tersebut enam tahun sebelum kejadian tersebut, demikian dikutip dari dailymail.com
Oberle ingat semua serangan tersebut dan melihat simpanse yang menyerang dirinya sebelum akhirnya ia terbangun tiga minggu kemudian di sebuah rumah sakit di Johannesburg di Afrika Selatan.
Ia harus diterbangkan dari institut tersebut ke rumah sakit tempat dokter menginduksi secara medis untuk menstabilkannya dan mencegahnya dari infeksi.
Serangan tersebut membuat Oberle luka terbuka dari puncak tengkoraknya sampai kakinya. Ia kehilangan telinga, hidung, sebagian besar jarinya, kedua kaki, dan otot serta jaringan di sisi tubuhnya.
Dokter mengalihkan Oberle ke St. Louis University Hospital, pada Agustus 2012 setelah dia cukup stabil untuk dibawa dari Afrika Selatan.
Ia tinggal di rumah sakit selama sebulan sebelum dipindahkan ke klinik rehabilitasi selama enam minggu untuk belajar kembali bagaimana menggunakan bagian tubuhnya.
Beberapa tahun berikutnya, Oberle menjalani operasi berbeda sebanyak 26 kali untuk memperbaiki kerusakan akibat serangan tersebut.
Dokter bedah plastiknya di St. Louis University Hospital, Dr. Bruce Kraemer, mengatakan bahwa ini adalah serangan hewan terburuk yang pernah ia lihat dalam karirnya. Oberle menjalani empat kali operasi untuk merekonstruksi hidungnya.
Ia kini juga memakai tangan kanan bionik setelah serangan itu membuat sebagian besar jarinya robek. Pergelangan tangan kirinya hancur, jadi dokter harus memperbaiki semua tendon di dalamnya agar bisa digunakannya kembali. Ia juga memakai kaki palsu.
Meskipun Oberle menderita banyak luka akibat serangan simpanse tersebut, ia tidak menyalahkan mereka atas kejadian tersebut.
“Saya sama sekali tidak menyalahkan simpanse,” kata Oberle. “Mereka binatang buas. Anda tidak tahu apa yang terjadi.”
Oberle mendirikan Institute Oberle bekerja dengan Rumah Sakit St. Louis untuk membantu orang lain yang pernah mengalami trauma.
Lembaga ini memiliki tim konselor, ahli bedah, dan terapis untuk bekerja dengan pasien trauma dengan penyembuhan secara emosional maupun fisik.