Patut Ditiru, Dokter Gigi Ini Luncurkan Program Membeli Kembali Permen Halloween dari Anak-anak

Moh Habib Asyhad

Penulis

Intisari-Online.com – Selain labu, perayaan Halloween diidentikkan pula dengan memberi permen kepada anak-anak.

Biasanya anak-anak mengunjungi rumah tetangga sambil membawa ember kecil untuk mendapatkan permen.

Hal ini membuat anak-anak dihadapi masalah kesehatan gigi. Sebuah permasalahan yang sering ditemui para dokter gigi usai perayaan itu berakhir.

(Baca juga:Ingin Merayakan Pesta Halloween? Silahkan Download Tiga Aplikasi Ini)

Nah, untuk mencegahnya, seorang dokter gigi di New Jersey meluncurkan sebuah kampanye unik. Para dokter gigi bersedia membeli kembali perman itu dari anak-anak seharga 5 dolar atau Rp65.000 per kantung.

Program ini diberi nama ‘Candy Buy-Back’. Ide program ini datang dari Lucas Dental Associates di Hoboken, New Jersey, Amerika Serikat.

Dr. Robin Lucas mendapat ide ini sekitar 5 tahun lalu. Ia mencoba mempromosikan kesehatan gigi pada masa liburan yang dipenuhi permen untuk anak-anaknya sendiri.

“Secara pribadi, aku bukan seorang penggemar permen. Jadi ketika anak-anakku melakukan ‘trick or treat’, mereka kembali ke rumah dengan setumpukan permen. Hal itu membuatku ingin melakukan sesuatu,” cerita Dr. Robin Lucas pada ABC News.

Dokter kecantikan dan perbaikan gigi itu tidak dapat langsung mempraktekkan idenya saat itu juga.

Hingga dua tahun kemudian ia memperluas prakteknya dengan memasukkan kesehatan gigi untuk anak-anak.

Ia mengakui bahwa program ‘Candy Buy-Back’ini hanya ditujukan untuk pasien di kliniknya saja.

Tahun-tahun sebelumnya, ia sudah membeli kembali permen dari pasien anaknya hingga lebih dari 500 dolar atay Rp6,5 juta.

Kini, untuk Halloween 2017, ia membuka program ini di lingkungan tempat tinggalnya.

Meliza Resto, yang telah berpraktek selama 9 tahun, mengaku kepada ABC News bahwa itu adalah sebuah waktu favoritnya dalam setahun. Ia menyiapkan goodie bag untuk anak-anak yang berisi uang 5 dolar, sebuah sikat gigi, dan pasta gigi.

“Mereka semua bersemangat karena akan mendapat uang 5 dolar dan bagi mereka uang segitu cukup besar. Siapa mengira mereka jadi gembira juga dengan tidak makan permen,” kata Meliza.

(Baca juga:Meski Kontroversial, Nyatanya Topeng Halloween Presiden Rodrigo Duterte Tetap Populer di Negerinya)

Masih menurut Meliza, pada tahun sebelumnya ia berhasil mengumpulkan 5 kotak permen. Camilan manis itu kemudian disumbangkan ke berbagai markas tentara.

Dr. Robin Lucas menambahkan, ia berharap program ini akan mendorong orangtua dan anak-anak berkomunikasi tentang permen dan gigi mereka.

“Aku harap para orangtua dan anak-anak berdiskusi bahwa permen bisa merusak kesehatan bila tidak dirawat dengan baik,” tutup Dr. Robin Lucas.

Artikel Terkait