Find Us On Social Media :

Andre Graff, Bule yang Berkali-kali Nyaris Mati Demi Menggali Puluhan Sumur di Tanah Sumba

By Ade Sulaeman, Jumat, 20 Oktober 2017 | 20:00 WIB

Tapi janji tetap janji. Akhirnya pada 2005 Andre kembali ke Sumba dan berkeliling pulau lagi buat menyerahkan foto-foto yang ia rasa sebagai utangnya.

(Baca juga: Cegah Banjir dan Kekeringan dengan Biopori)

(Baca juga: Dilanda Kekeringan, Warga Desa di India Selatan Mengarak Pemuda Bugil untuk Menyenangkan Dewa Hujan)

Ternyata ia begitu terkesan pada alam, masyarakat, dan kebudayaan Sumba yang tetap mereka pegang.

Di sisi lain perasaan ibanya muncul karena alam yang tidak mendukung menyebabkan rakyat menderita. Ia terpanggil untuk berbuat sesuatu.

Andre Graff terkesan akan keramahan masyarakat Sumba. Mereka tak pernah kehilangan senyum walau hidup menderita di tanah gersang.

Ia membandingkan mereka dengan masyarakat di perkotaan atau di negara-negara semaju Eropa.

Masyarakatnya sibuk, sebagian besar tak punya waktu, bahkan tak punya senyum.

"Di Sumba saya menemukan orang-orang yang punya banyak waktu dan punya senyum. Saya hidup bersama mereka, menurut cara mereka, benar-benar menggantungkan nasib pada alam," kata pria lajang 56 tahun ini.

Ia lantas terpanggil untuk mengabdi. Sadar bahwa hal paling mendasar dari penderitaan hidup masyarakat Sumba adalah kurangnya air, ia pun mulai berikhtiar mencari sumber air.

Begitu ketemu, ia meminta bantuan orang-orang ramah untuk menggali dengan peralatan seadanya.

(Baca juga: Tahun 2016 Indonesia Akan Alami Kekeringan Hebat?)