Penulis
Intisari-Online.com - Tahukah Anda tentang Yellowstone yang ada di Amerika Serikat?
Yellowstone adalah kawah gunung berapi yang sangat luas.
Diduga sekitar 630.000 tahun yang lalu terjadi letusan yang sangat hebat di daerah tersebut dan menciptakan kaldera Yellowstone yang berbentuk mangkuk seluas 64 kilometer lebih.
Dari letusan tersebut, ada berbagai variasi dari Yellowstone seperti Old Faithful yang paling terkenal, sungai Alpine, dan lain-lain.
Yellowstone kemudian menjadi Taman Nasional dan ramai dikunjungi sebagai tempat wisata yang menarik.
(Baca juga: 7 Negara yang Paling Berisiko Alami Letusan Gunung Berapi, Ternyata Indonesia Jadi Nomor 1)
(Baca juga: Gunung Agung, 'Ring of Fire', dan 'Keakraban' Indonesia dengan Letusan Gunung Berapi)
Namun ilmuwan yang bekerja di Taman Nasional Yellowstone mengatakan bahwa gunung api raksasa yang berada di bawah objek wisata mungkin akan meletus kembali.
Diperkirakan letusan berikutnya akan lebih kuat dan besar bahkan dapat menghancurkan kehidupan di planet bumi.
Menurut National Geographic, para peneliti dari Arizona State University menemukan perubahan suhu dan komposisi dari mineral dalam abu fosil letusan dasyat yang terbaru.
Padahal penelitian ini baru dilakukan beberapa dekade belakangan sedangkan para ahli geologi memperkirakan butuh waktu berabad-abad bagi supervolcano untuk bertransisi.
Dengan area seluas itu, nyatanya tanah di atas tempat magma di Yellowstone telah meluber mencapai 25 sentimeter dalam tujuh tahun.
(Baca juga: Yuk Belajar dari Letusan Gunung Sinabung: Bencana Alam Berkepanjangan yang Seolah Telah Terlupakan)
?(Baca juga: Letusan Gunung Agung 1963: Pengejawantahan Kemurkaan Dewa-dewa Karena Tanah Bali Kotor dan Penuh Dosa)
Pakar vulkanisme, Bob Smith mengatakan bahwa hal ini adalah luar biasa karena mencakup area yang luas.
Para periset telah menetapkan bahwa supervolcano memiliki kemampuan untuk memuntahkan lebih dari 1.000 kilometer kubik bebatuan dan abu.
Peristiwa ini akan menyelimuti sebagian besar Amerika Serikat dalam abu dan tidak mustahil membalut bumi dengan abu vulkanik.
Meski mengejutkan, namun peneliti memperingatkan bahwa harus dilakukan banyak penelitian sebelum membuat kesimpulan yang pasti mengenai Yellowstone.
(Natalia Mandiriani)