Find Us On Social Media :

Ditanya soal Pelontar Granat, Komandan Brimob: Itu Bukan Konsumsi Kalian, Itu Konsumsi Negara

By Ade Sulaeman, Kamis, 12 Oktober 2017 | 20:00 WIB

Intisari-Online.com - Komandan Korps Brimob Inspektur Jenderal Murad Ismail enggan ditanya soal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) yang dinilai canggih oleh TNI.

Saat hendak menuju mobilnya, para wartawan berusaha bertanya soal peruntukan senjata yang dianggap lebih canggih dari kepemilikan TNI.

Namun, saat disodorkan alat perekam, Murad justru menepis tangan wartawan.

Saat disodor kembali alat perekam, ia kembali menepis tangan wartawan dan menjawab dengan nada kesal dan raut muka sebal.

"Senjata itu bukan konsumsi kalian, itu konsumsi negara. DPR aja enggak ngomongin senjata," kata Murad kepada para wartawan yang menanyainya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/10/2017).

(Baca juga: Sepatutnya TNI Tidak Perlu Terkejut dengan Pelontar Granat Milik Brimob karena Hal Ini)

(Baca juga: Brimob Memang Butuh Senjata Pelontar, Tapi untuk Melempar Gas Air Mata saat Atasi Huru-hara)

Meski Murad menolak menjawab, para wartawan masih berupaya mengejar Murad hingga ke mobilnya yang terparkir di depan Gedung Nusantara II DPR.

Namun, Murad hanya berjalan ke mobilnya tanpa memedulikan pertanyaan wartawan soal SAGL tersebut.

Sebanyak 5.932 amunisi dan jenis senjata lain yang dibeli Polri dari luar negeri, ternyata memiliki kecanggihan yang luar biasa.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan, amunisi tajam yang dibeli Polri mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400 meter.

Amunisi tersebut juga memiliki keistimewaan lain. Menurut Wuryanto, saat ditembakkan, amunisi tersebut akan dua kali meledak.

(Baca juga: Pernah Jadi Kekuatan Tempur yang Tangguh, Brimob Merasa Perlu Bekali Diri dengan Senjata Mematikan)