Find Us On Social Media :

Kwik Kian Gie: Terus Berinvestasi Meski Modal Langka, Indonesia akan Alami Resesi Menyakitkan

By Ade Sulaeman, Kamis, 12 Oktober 2017 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com - Ekonom sekaligus politikus senior Kwik Kian Gie mengatakan, ekonomi Indonesia saat ini tengah menuju tahap resesi.

Hal itu ditandai dengan langkanya modal saat kegiatan investasi tinggi.

Kwik menyebut, kondisi ekonomi di Indonesia yang terjadi saat ini sejalan dengan teori overinvestment.

Menurutnya, inti dari teori overinvestment adalah kegiatan investasi selalu lebih besar dari tabungan yang menyebabkan pembiayaan investasi dilakukan dengan menggunakan kredit dari bank.

"Artinya, selama gelombang pasang, pembentukan modal sendiri atau equity capital tertinggal dibandingkan dengan kesempatan dan gairah investasi," kata Kwik saat paparan dalam seminar nasional di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jakarta, Rabu (11/10).

(Baca juga: Faisal Basri: Pemerintah Tak Disiplin Kelola Fiskal, Pembangunan Infrastruktur Wajib Di-reschedule)

(Baca juga: Ribut-ribut Dana Haji untuk Infrastruktur, Malaysia Sudah Memakainya Sejak 1980-an)

(Baca juga: Utang Pemerintah Mencapai RP3.673 Triliun: Pilih Tambah Utang atau Infrastruktur Semakin Tertinggal)

Meski demikian, kemampuan bank dalam memberikan kredit memiliki batas.

Suatu saat nanti, kredit bank akan berkurang sehingga investasi akan berkurang, dan krisis dimulai.

Kelompok teori ini lanjut dia, berpendapat bahwa untuk menghindari krisis harus dilakukan selama kegiatan investasi mencapai gelombang pasang.

Salah satu caranya kata mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut, yaitu dengan mengerem investasi.

"Dengan mengerem investasi, kita memang memasuki resesi yang akan merupakan proses yang menyakitkan, tetapi tidak bisa kita hindarkan. Ini adalah biaya yang dari waktu ke waktu harus kita bayar karena kita ingin memiliki ekonomi yang tidak sentralistik dan tidak otoriter," tambah dia.