Find Us On Social Media :

Bermimpi Kirim Anak Sekolah Ke Luar Negeri? Selain Dana, Orangtua Tak Boleh Lupakan Poin Ini

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 6 Oktober 2017 | 18:15 WIB

Intisari-online.com - Menyekolahkan anak ke luar negeri bisa jadi bumerang bagi orang tua, jika anak tidak dipersiapkan dengan matang dari segi mentalnya.

Novita Tandry, Psikolog Pendidikan Anak sekaligus penulis buku 365 Days of Happy Parenting, menyatakan bahwa sebelum mengirim anak ke luar negeri, anak harus sudah siap dari segala aspek tumbuh kembangnya.

Artinya secara mental, fisik, emosional, bahasa, dan spiritual anak mesti siap.

Sebab ancaman di luar negeri terlalu terbuka. Seperti pergaulan bebas dan narkoba merupakan ancaman yang mengerikan.

(Baca juga: Ditinggal Sekolah ke Luar Negeri, Ibu Ini Lakukan Hal Kreatif dengan Replika Anaknya)

“Bagian terpenting sebelum mengirim anak kuliah ke luar negeri adalah kematangan anak tersebut,” tegas Novita.

Pertama, kematangan usia, anak harus matang dari segi usia biologis maupun mentalnya.

Ada anak yang sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) misalnya, hanya untuk bangun pagi dan mengurus dirinya sendiri saja masih susah.

Model anak seperti itu perlu dipertanyakan, mampukah ia tinggal di luar negeri sana nantinya?

Kuliah di luar negeri membutuhkan disiplin yang tinggi yang disertai dengan konsistensi. Anak harus diajari sejak kecil agar mampu mengurus dirinya sendiri alias mandiri.

Kedua, aspek kematangan anak untuk menghargai kehidupan. Novita mengisahkan mengenai teman anaknya yang sama-sama kuliah di luar negeri.

Selama bertahun-tahun kuliah di luar negeri, si anak ini hanya mengenakan baju sekali pakai saja.

(Baca juga: 570 Ribu Foto dan Video Porno Anak Berhasil Disita Polda Metro Jaya, Orangtua Harus Lebih Waspada)

Setelah dipakai, lalu dibuang. Padahal ia memiliki mesin cuci sendiri. Hal ini, kata Novita, menunjukkan si anak tidak pernah belajar menghargai proses hidup. Bahwa menghasilkan uang untuk membeli pakaian bukanlah hal yang mudah.

Bahkan mungkin ia tidak pernah berpikir, bahwa ada orang di luar sana yang kesulitan untuk memiliki pakaian.

Karena itu sangatlah penting untuk mengajari anak untuk menghargai nilai-nilai hidup ini sejak ia masih kecil.

Ketiga, anak wajib diajari practical life sejak dini. Sebaiknya anak diajari keterampilan-keterampilan sederhana untuk menolong dirinya sejak kecil.

Di usia dua tahun misalnya, anak sudah diajari untuk memakai sepatu sendiri, mengembalikan mainan ke tempatnya, makan dan minum sendiri, dll.

Dalam hal ini orang tua juga harus konsisten, jangan terlampau memanjakan anak agar ia bisa bertanggung jawab akan dirinya sendiri.

Anak-anak yang dibiasakan untuk menolong dirinya sendiri akan mempermudah dirinya kelak saat ia hidup sendiri. Keterampilan sederhana tadi juga akan mengajari si anak untuk menghargai proses. Termasuk dalam proses belajarnya di luar negeri.

(Baca juga: Masih SMP, SBY yang Punya Cita-cita Jadi Guru Sudah Dapat Beasiswa untuk Kuliah dari Politikus Partai Demokrat)