Find Us On Social Media :

Cerita Tentang Pedagang Kopi Keliling yang Masih Tak Percaya Anaknya Diundang oleh WHO ke Kanada

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 6 Oktober 2017 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com - "Benar enggak sih anak saya berangkat ke Kanada?" tanya Purwati saat ditemui di tempat tinggalnya di persimpangan Jalan Gandastuli, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2017) petang.

Pertanyaan itu terus-menerus dilontarkan Purwati ketika berbicara dengan Kompas.com.

Purwati tak tahu Kanada berada di mana.

Ia bahkan selalu menyebutnya dengan 'Cendana' sebelum tahu penyebutan yang benar adalah 'Kanada'.

Ia bukan tak percaya kepada kemampuan dan keberuntungan anaknya, tetapi Purwati lebih sering bertemu dengan kemalangan dalam hidupnya.

(Baca juga: Anaknya Diundang WHO ke Kanada, Ibu Penjual Kopi Ini Justru Sempat Tinggal di Selokan)

Ia merasa aneh ketika nasib baik menghampirinya.

Nama dan wajah Purwati muncul dalam pemberitaan setelah kisah soal Monica (15), anak yang berhasil dipilih berangkat ke Kanada, nyaris gagal berangkat karena Purwati tak bisa ditemukan untuk diminta tanda tangannya.

"Iya ini, saya di-SMS terus beberapa hari sebelumnya. Katanya mau ketemu minta tanda tangan, ngabarin kalau Monic juara gitu, ke luar negeri. Tapi ya saya enggak percaya makanya saya diemin," ujar Purwati.

Monica adalah anak ketiga Purwati.

Bocah itu lulus seleksi untuk berangkat ke Kanada setelah mengirimkan artikel tentang mengakhiri kekerasan anak.

Monica mendapat undangan pertemuan The WHO 8th Milestone of Global Campaign for Violence Prevention, di Ottawa, Canada pada 19-20 Oktober 2017.

(Baca juga: Sunardi, Anak Penggali Kuburan yang Tak Hanya Berhasil Jadi Dokter, Tapi juga Rih Beasiswa S-3 di Jepang)