Penulis
Intisari-Online.com -Pemerintah pusat dan daerah sedang giat-giatnya menggalakkan program pendidikan untuk anak usia sekolah.
Selain wajib belajar 12 tahun, mereka juga sedang menggalakkan program Indonesia pintar untuk mengatasi persoalan biaya pendidikan.
(Baca juga:Terpaksa Putus Sekolah, Gadis 10 Tahun Ini Rawat Kakeknya yang Lumpuh karena Stroke)
Menurut Bukik Setiawan, aktivis dan pengamat pendidikan anak, anak-anak yang putus sekolah akan berpengaruh terhadap kondisi bangsa pada tingkat makro. Tidak hanya bagi individu, dampaknya bisa lebih dari itu.
Putus sekolah juga dinilai akan menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Anak-anak usia sekolah yang berakhir mencari penghasilan biasanya dipicu oleh persepsi orangtua yang tidak mengganggap bahwa pendidikan itu penting.
Menurut Suhaeni Kudu, perwakilan dari UNICEF Indonesia untuk urusan pendidikan, banyak anak yang tidak memiliki motivasi sekolah menjadi alasan lain kenapa angka putus sekolah di Indonesia tinggi.
Tak hanya itu, fasilitas pendidikan juga disebut menjadi faktor utama angka putus sekolah. Bukik mengatakan, sekitar 70 persen gedung sekolah tidak memenuhi standar layanan pendidikan.
(Baca juga:Di Indonesia, Sarana dan Prasarana Pendidikan Inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus Masih Kurang)
Penyebaran kualitas pendidikan juga dianggap belum merata antardaerah di Indonesia. Dan tentu saja, di antara daerah-daerah lain, fasilitas pendidikan di Pulau Jawa masih lebih baik.
Dari catatan Suhaeni, saat ini setidaknya ada 56 juta anak usia sekolah di Indonesia, dan 4,7 juta di antaranya putus sekolah.
Ironisnya, dari besarnya angka putus sekolah itu, 60 persennya berasal dari Pulau Jawa yang notabene punya fasilitas pendidikan lebih baik dibanding daerah-daerah yang lain di Indonesia.
Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, misalnya. Di sana, angka anak tidak sekolah (ATS) diperkirakan mencapai puluhan ribu anak.
Maka, tugas pemerintah pusat, daerah, dan instansi-instanti pendidikan terkait saat ini adalah bagaimana mengembalikan mereka ke bangku-bangku sekolah yang sebelumnya mereka tinggalkan.
(Baca juga:Jadi Apa Sebenarnya Alasan Fredy Candra Berangkatkan 65 Guru yang Pernah Mengajarnya Keluar Negeri?)
(Natalia Mandiriani)