Find Us On Social Media :

Tidak Sehat dan Buang-buang Uang, Tapi Kenapa Orang Masih Saja Merokok?

By Ade Sulaeman, Sabtu, 30 September 2017 | 17:30 WIB

Menurut data WHO juga, sekitar lima juta per tahun jumlahnya.

Kemiskinan diduga menjadi salah satu indikator untuk merokok.

Memang terdengar kontroversi, namun karena kemiskinan membuat seseorang depresi, mereka memilih melepaskan stres dengan merokok.

Tekanan dari lingkungan sekitar –pergaulan, keluarga, masyarakat- juga memiliki pengaruh bagi seseorang untuk merokok.

Bahkan ada gagasan bahwa dengan merokok dapat meningkatkan strata sosial di masyarakat.

Pendidikan yang buruk jelas memperparah gagasan mengenai merokok.

Tentu saja tidak semua perokok tidak berpendidikan, namun kurangnya pendidikan menjadi salah satu faktor perokok.

Penyakit mental juga disebut menjadi penyumbang seseorang merokok.

Ada asumsi bahwa merokok akan menyembuhkan penyakit seseorang.

Namun seperti yang ketahui bahwa nikotin yang terdapat pada rokok memang menenangkan otak namun bersifat candu.

Pajak untuk rokok dinilai terlalu rendah membuat harga rokok menjadi terjangkau bahkan dapat dinikmati anak-anak.

Hal ini bisa menjadi faktor perokok mudah untuk membeli dan bahkan memberikan kepada orang lain.

Banyak orang yang berniat untuk berhenti merokok namun gagal.

Karena bersifat candu, berhenti merokok bukan hanya berkaitan dengan niat, namun juga komitmen.

(Natalia Mandiriani)