Find Us On Social Media :

Benarkah Lagu-lagu Ini Bisa Dijadikan Acuan Menentukan Seseorang Psikopat?

By Agus Surono, Kamis, 28 September 2017 | 15:30 WIB

Intisari-Online.com - Menurut ribuan kuis Buzzfeed, selera musik kita ternyata bisa banyak bercerita tentang diri kita. Dari lagu yang kita pilih, kuis itu bisa mengetahui bagaimana wajah rumah milik kita atau pada era tata busana apa Kylie Minogue saat itu.

Eh, tapi itu hanyalah omong kosong.

Namun, menurut sebuah penelitian ilmiah baru, jika kita adalah penggemar berat lagu No Diggity ft Dre dari Blackstreet, kita memiliki kecenderungan menjadi seorang psikopat.

Penasaran dengan lagunya? Simak di sini

Dalam film digambarkan stereotipe seorang psikopat adalah penggemar musik klasik. Lihat saja Hannibal Lecter (salah satu filmnya yang terkenal adalah The Silence of the Lambs (1991) atau Phil Collins (Patrick Bateman di American Psycho).

(Baca juga: Membongkar Isi Otak Seorang Psikopat)

Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Channel 4 di Inggris, pada lebih dari 3 juta peserta, orang-orang yang mendapat nilai tinggi dalam tes psikopat lebih cenderung menyukai rap dan heavy metal, sementara musik klasik dan jazz kurang disukai psikopat.

Kini, menurut laporan The Guardian, para periset di New York University telah meneliti lagu-lagu tertentu, mempelajari 200 orang dan 260 lagu.

Mereka menemukan bahwa orang-orang yang mendapat nilai tinggi dalam tes psikopat cenderung memberi angka pada lagu seperti No Diggity dan Lose Yourself dari Eminem.

Sementara mereka yang berada di pinggir spektrum psikopat cenderung menjadi penggemar My Sharona dari The Knacks and Titanium oleh Sia. Dua lagu yang layak disukai dengan penuh gairah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan cara untuk mengidentifikasi psikopat. Para periset percaya bahwa lagu bisa membantu memprediksi siapa yang memiliki gangguan, yang mempengaruhi sekitar 1 persen orang.

Mereka mengatakan kepada The Guardian bahwa perlu tes lebih lanjut, dan mereka ingin melakukan penelitian yang lebih besar. Mereka berharap untuk mengetahui apakah mungkin mengidentifikasi psikopat dari daftar lagu-lagu mereka.

"Kelebihan dari ide ini adalah kita bisa menggunakannya sebagai tes skrining tanpa perlu persetujuan, kerja sama, atau bahkan pengetahuan orang-orang yang terlibat," kata Pascal Wallisch, peneliti utama, kepada The Guardian.