Find Us On Social Media :

Tan Malaka Pendiri Sekaligus ‘Korban’ PKI yang Pernah Bermimpi tentang Bersatunya Kekuatan Islam

By Ade Sulaeman, Rabu, 27 September 2017 | 14:40 WIB

Baru setelah menjelang proklamasi, Harsono dari orang lain mendapat tahu, bahwa orang  setengah umur itu sebenarnya adalah Tan Malaka seorang pemimpin yang namanja sudah dikenal sebelumnya.

Kini, karena takdir Tuhan juga maka dia dapat diketemukan lagi berhadapan muka sebagai sesama teman seperjuangan. Demikian antara lain Harsono Tjokroaminoto.

Seingat saya, dewasa itu pertemuan berlangsung tidak begitu lama. Mungkin, karena Tan Malaka masih harus pergi ke suatu tempat.

Maklum, pada waktu revolusi sedang hebat bergolak, dan manusia seperti Tan Malaka itu menurut perasaan saya pada masa-masa semacam itu tenaga dan pikiran serta pendapatnya sangat dibutuhkan.

Jika saja tidak salah tangkap, Tan Malaka (ketika itu) kurang menghargai adanya UNO. Antara lain dia berkata: “UNO, you no!". Dan hadirin yang mengerti bahwa huruf U dalam bahasa Inggeris harus dibaca seperti “yu", tersenyum juga dibuatnya.

Secara kebetulan sekali untuk ketiga kalinya saya melihat Tan Malaka ialah sewaktu di Solo diadakan Kongres Masyumi yang kedua.

Rombongan PP GPII diinapkan dalam sebuah losmen. (Nama dan tempatnya saya sendiri sudah lupa. Yang terang saja bukan hotel atau penginapan yang mewah).

Di dalam kamar penginapan itu seorang teman menyampaikan kepada saya, bahwa Tan Malaka dan Mohammad Yamin juga kebetulan bermalam disitu.

Apa yang diutarakan teman tadi ternyata betul, sewaktu saya ke luar kamar hendak pergi guna sesuatu urusan, saya melihat Tan Malaka dari luar hendak menuju ke kamarnya.

Sedangkan dibelakangnya berjalan Mohammad Yamin dengan menenteng setumpuk buku.

Baru kemudian (di penginapan itu juga) saya tahu, bahwa buku tadi adalah karangan Mohammad Yamin sendiri.