Find Us On Social Media :

Dog… Dog! Indahnya Tenun Gedog dari Tuban

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 24 September 2017 | 12:20 WIB

Generasi muda di desa itu banyak yang memilih pekerjaan membatik daripada menenun. Alasannya, proses persiapan dan pengerjaan tenun gedog selain rumit juga butuh waktu lama.

Untuk persiapan saja dibutuhkan waktu empat hari, sedangkan pengerjaannya biasanya bisa sampai satu bulan penuh.

Selain itu, kebiasaan warga yang lebih mengutamakan mengerjakan ladang atau sawahnya, membuat kerajian tenun gedog hanya sebagai pekerjaan sambilan.

Akibatnya, "Bila tiba musim tanam atau panen, kerajinan gedog ditinggalkan. Tidak peduli meski sedang ada pesanan," ujar Rukayah, peraih Upakarti bidang Pelestari Kerajinan Tradisional tahun 1992.

Jadilah Rukayah dan kelompoknya terpaksa menolak pesanan dalam jumlah besar dari pembeli luar negeri, karena pembeli minta pesanan dikirim tepat waktu.

Tak kenal meteran

Tenun gedog memang rumit. Salah satu penyebabnya, peralatan yang digunakan masih sederhana. Prosesnya dimulai dengan pemintalan bahan baku kapas menjadi benang.

Kapasnya pun ada dua macam. Yang putih (disebut lawe) dan yang coklat (disebut lawa).

Sebagian besar lawe dipasok dari sebuah pabrik rokok di Kudus, Jawa Tengah, sedangkan lawa dari daerah setempat. Namun proses pemintalan ini dikerjakan di desa lain.

(Baca juga: CSR Pertamina di TBBM Tuban)

Benang yang sudah tersedia kemudian direbus agar kuat dan tidak mudah putus. Selanjutnya benang di-sekuli atau dikanji dengan beras untuk meratakan bulu-bulu benang.