Tega! Australia Janjikan Beri Rp265 Juta Kepada Pengungsi Rohingya yang Mau Kembali ke Myanmar

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com - Para pengungsi Rohingya di Papua Nugini didesak untuk kembali ke negara asal mereka tanpa jaminan keselamatan.

Tak banyak yang menerima tawaran tersebut namun ada beberapa yang akan pulang.

Seorang pengungsi mengatakan tidak punya pilihan lain selain kembali ke Myanmar.

Hal itu ia katakan karena tak ingin meninggal di Papua Nugini dan memilih mati di Myanmar.

Para pengungsi tidak memiliki kewarganegaraan sehingga tidak dapat leluasa untuk mengekspresikan diri.

Departemen Imigrasi Australia menegaskan etnis Rohingya punya dua pilihan: tinggal di Papua Nugini atau kembali ke Myanmar.

Tinggal di kawasan pengungsian di negara lain nyatanya tidak lebih baik dari Myanmar.

Etnis minoritas ini mengklaim tetap mengalami penderitaan dan kekerasan secara fisik maupun seksual.

Pelarian etnis Rohingya dari Myanmar seolah hanya menjemput penderitaan di negara lain.

Sementara itu, jumlah pengungsi Rohingya terus membengkak di Bangladesh.

Pemerintah setempat mendesak Myanmar untuk segera mepatriasi orang-orang Rohingya yang jumlahnya mencapai ratusan ribu jiwa.

Desakan dari Bangladesh membuahkan hasil meski tidak maksimal.

Myanmar hanya bersedia menerima kurang dari 2.500 orang Rohingya dari Bangladesh, hanya kurang dari satu persen dari total pengungsi yang diperkirakan mencapai 350.000 jiwa.

Namun orang-orang Rohingya di Bangladesh mengatakan bahwa mereka tidak bersedia kembali ke Myanmar.

Atmosfer permusuhan dari mayoritas Buddhis di Myanmar menjadi alasan terbesar etnis Rohingya bertahan di tempat pengungsian meski tetap menderita.

Upaya penyelamatan diri etnis Rohingya justru menjemput penderitaan yang lain.

Lalu, kemana etnis Rohingya harus pulang?

(Natalia Mandiriani)

Artikel Terkait