Find Us On Social Media :

Sehari Sebelum Eksekusi Mati, Brigjend Supardjo Diminta untuk Mati Secara Gagah oleh Anaknya

By Ade Sulaeman, Kamis, 21 September 2017 | 15:00 WIB

Intisari-Online.com - Meski harus menanggung derita akibat posisi politik ayahnya, tak ada sedikit pun di benak Amelia Yani (putri Letjend. Achmad Yani) , Ilham Aidit (putra DN Aidit), maupun Sugiarto (putra Brigjend. Supardjo) untuk menyesalinya.

Mereka justru bangga, orangtuanya telah berbuat sesuatu untuk negeri ini dengan caranya masing-masing.

Jikalaupun ada perasaan berat saat menjalani kehidupan selanjutnya, itu belumlah seberapa dibanding risiko yang harus ditanggung ayah mereka.

Amelia selalu mengenang sosok ayahnya sebagai pria tampan dan gagah, terutama saat berseragam militer.

Sikapnya tegas namun tetap sayang dan perhatian kepada tujuh anaknya.

Kekagumannya bahkan membuat ia dan saudara-saudara perempuanya berkeinginan bersuamikan seorang perwira militer, walau tidak kesampaian.

Kesan yang mendalam itu diwujudkan dalam buku Profil Seorang Prajurit TNI yang ditulisnya selama dua tahun, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan (1988).

Karena begitu sibuk, Achmad Yani memang jarang memiliki waktu khusus bagi keluarga.

Hanya saja Amelia ingat, siang hari menjelang peristiwa penculikan, ayahnya sempat meminta anak-anaknya untuk datang pada peringatan hari ABRI 5 Oktober di Istana Negara.

Hari itu anak-anak boleh membolos sekolah.

Dalam bahasa Jawa berlogat Purworejo, Yani berkata, “Semua nanti ikut Bapak ke Istana, melihat pawai, ada paduan suara.”