Advertorial
Intisari-Online.com- Bersembunyi jauh di bawah lapisan es Antartika, para ilmuwan telah mendeteksi sisa-sisa benua lama yang telah lama hilang.
Tidak, itu bukan Atlantis, tapi penemuan ini sangat mengarah pada sejarah misterius Antartika.
Para peneliti menemukan benua kuno menggunakan data satelit pemetaan-gravitasi (cara yang sama kita memetakan dasar laut).
Data itu juga memuat informasi seismologi, yang mencakup fitur geologis di litosfer Bumi.
Baca Juga : Tenggelamnya Atlantis, 'Surga yang Hilang' dengan Hukum Tertulis yang Sempurna
Yakni cangkang keras di permukaan planet yang terdiri dari kerak dan mantel atas.
"Gambar ini mengungkapkan kepada kita untuk mempelajari benua paling tidak dipahami di Bumi, Antartika," kata penulis Fausto Ferraccioli, pemimpin sains geologi dan geofisika di British Antarctic Survey sebagaimana dilansir dari IFL Science, Kamis (8/11/2018).
Sebagian besar data berasal dari satelit Gravity Field dan Ocean Circulation Explorer (GOCE) dari Eropa.
Satelit itu telah beroperasi antara tahun 2009 dan 2013.
Baca Juga : Pembunuhan Misterius: Beberapa Mayat Ditemukan di Tengah Jalan dalam Posisi Tergeletak di Tempat Tidur
Ia mengemban misi untuk mengukur tarikan medan gravitasi Bumi dalam detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lima tahun yang lalu, GOCE memetakan ulang atmosfer Bumi sebelum disintegrasi di dekat Kepulauan Falkland, Samudra Atlantik Selatan.
Diwartakan dalam jurnal Scientific Reports, tim menjelaskan bagaimana mereka menggunakan data GOCE untuk mengetahui seberapa cepat percepatan gravitasi berubah.
Baca Juga : Tangan Kiri atau Tangan Kanan? Dimanakah Seharusnya Kita Kenakan Cincin Kawin?
Hal itu dikenal sebagai gradien gravitasi lokal.
Tak hanya itu, tim juga mempelajari perbedaan dalam komponen horizontal dan vertikal dari medan gravitasi.
Bersama dengan data seismologi planet ini, mereka mampu membangun citra tiga dimensi lempeng tektonik Bumi.
Bahkan di daerah yang sulit dijangkau dengan jarak kiloan meter terkubur di bawah es, seperti Antartika.
"Di Antartika Timur, kami melihat mosaik fitur geologis yang menarik," ungkap Ferraccioli.
Fitur geologis itu mengungkapkan kesamaan mendasar dan perbedaan antara kerak di bawah Antartika dan benua lain yang tergabung hingga 160 juta tahun yang lalu.
Ini juga mengungkapkan bagaimana Antartika Barat memiliki kerak dan litosfer yang sangat tipis dibandingkan dengan Antartika Timur.
Baca Juga : Dalam 3 Tahun Terakhir 4 WNI Dieksekusi Mati di Arab Saudi, Apa Sebenarnya Kesalahan Mereka?
Yakni terdiri dari lempengan-lempengan orogen dan zona bebatuan purba dari kerak Bumi.
Fitur ini diketahui mirip dengan yang berada di kawasan itu pada masa lalu, India dan Australia.
"Ini juga memberikan konteks bagaimana benua dulunya mungkin berupa satu kesatuan sebelum mereka terpecah-pecah karena gerakan lempeng," kata ilmuwan GOCE, Roger Haagmans.
Baca Juga : Menilik Benua Lemuria yang Hilang, Benarkah Benua Tersebut Nyata?