Advertorial
Intisari-Online.com- Setiap tanggal 10 November, kita memperingati Hari Pahlawan yang bersejarah, namun tahukah Anda seperti apa sejarahnya?
Ya, sejarah bangsa Indonesia semasa memang berliku-liku, pepatah 'lepas dari mulut buaya masuk ke mulut harimau' pun rasanya bisa menggambarkan keadaan itu.
Silih berganti kekuasaan Belanda dan Jepang menguasai bangsa hingga akhirnya Indonesia merebut kemerdekaannya sendiri pada 17 Agustus 2017.
Ketika Jepang berkuasa, ada tiga negara besar mengincar bangsa ini.
Baca Juga : Berasal dari Jarak 3,7 Miliar Tahun Cahaya, Seperti Apa Partikel Hantu yang Terlihat di Antartika?
Belanda ingin membalas kekalahannya, sedangkan Amerika dan Inggris bersekutu untuk merebut negeri ini dari tangan Jepang.
Dalam Konferensi Postdam 24 Juli 1945, rencana pun dimantapkan.
Amerika kemudian diutus tom di negara Jepang.
Sedangkan Inggris diperintahkan segera menguasai negeri ini bila Jepang sudah menyerah.
Baca Juga : Makna 5 Tato di Tubuh Conor McGregor: Ternyata Ada yang Pakai Huruf Arab di Kaki tapi Ia Tak Bisa Membacanya
Belanda kemudian juga ingin menakhlukkan Jepang dengan membonceng kekuatan tentara Amerika.
Kemudian Belanda terpaksa mengalihkan kekuatannya.
Karena sekarang yang akan menyerang Jepang adalah tentara Inggris.
Baca Juga : Indonesia vs Singapura di Piala AFF 2018, Inilah Sejarah Pertemuan Kedua Tim Sejak 1998
Pada bulan Agustus 1945 dua kota di Jepang dibom oleh Amerika.
Tentu, tentara Jepang yang berkuasa di Indonesia menjadi panik.
Keadaan tersebut lalu dimanfaatkan oleh bangsa kita.
Maka pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa kita mengumumkan kemerdekaannya.
Baca Juga : Mengapa Tanggal 2 Oktober Dipilih Menjadi Hari Batik Nasional?
Tetapi, biarpun sudah merdeka negara kita masih belum aman.
Salah satu buktinya adalah meletusnya pertempuran di Surabaya.
Antara arek-arek Surabaya melawan tentara Inggris yang dipimpin oleh Brigadir Mallaby.
SURABAYA DISEBUT SEBAGAI KOTA NERAKA OLEH TENTARA INGGRIS
Arek-arek Surabaya bertempur melawan tentara Inggris dengan tambahan senjata yang dirampas dari tentara Jepang.
Kegigihan mereka kemudian melahirkan pertempuran yang dahsyat.
Hal itu menyebabkab pihak musuh merasa kewalahan.
Baca Juga : Pidato Pangeran Andrew Sukses Bikin Tamu Undangan Menangis di Pernikahan Putri Eugenie
Pada tanggal 30 Oktober 1945 Brigadir Mallaby terbunuh dalam pertempuran.
Tetapi, pertempuran terus dilanjutkan sampai puncaknya pada tanggal 10 November 1945.
Korban perang di pihak Inggris bertumpuk-tumpuk dan dipaksa menyerah.
Baca Juga : Hari Kartini, Kejahatan Seksual Masih Hantui Anak dan Perempuan
Akibat kekalahan itu tentara Inggris menyebut kota Surabaya sebagai neraka.
Kiranya sebutan itu tepat sekali.
Sebab, pertempuran di kota Surabaya itu menyebabkan hari-hari penuh kegetiran dan kekalahan bagi tentara Inggris.
Sebaliknya pertempuran itu berharga mahal dan punya makna penting bagi kita.
Baca Juga : Pidato Pangeran Andrew Sukses Bikin Tamu Undangan Menangis di Pernikahan Putri Eugenie
Bahkan, api pertempuran di Surabaya ikut menjiwai perjuangan bangsa kita di tempat-tempat lain.
Sekarang setiap tanggal 10 November, kita memperingati hari Pahlawan.
Kita juga mengingat kota neraka, Surabaya, sebagai Kota Pahlawan.
Baca Juga : Racun dalam Tubuh, dari Mana Datangnya dan Seberapa Ia Merusak Tubuh?