Atau kecerdikan Scheherazade dalam kisah 1001 Malam, yang mengilhami musik gubahan Rimsky-Korsarkov.
Pesiar malam kami yang romantis di Restoran Kervan-saray yang tersohor di daerah Taksim-nya Istanbul diisi dengan tiga macam 'perayu' yang membuat kami benar-benar tak berdaya: kebab dan anggur Turki, dan hidangan aneka buah segar — di antaranya buah pir paling empuk dan manis yang pernah saya rasakan.
Namun, 'acara-perut' di malam hari belum bisa dikatakan lengkap kalau kita hanya teler karena makanan dan anggur, tanpa kehadiran seorang harem.
Kita memang sudah tidak hidup di zaman raja-raja Ottoman lagi.
Namun, Istanbul memiliki banyak daya tarik bagi petualang-petualang yang kehausan.
Ketakjuban akan pesona Turki sudah berawal dari warisan kekayaan budaya Islamnya.
Keenam minaret 'Masjid Biru' yang menjulang di atas bukit yang menaungi S. Bosporus, menyajikan pemandangan luar biasa yang menjadi ciri khas Istanbul.
Kubah raksasa dan ruangan dalam masjid berhiaskan keramik bermotif 'Ming' Islam.
Lantainya tertutup permadani sutera aneka warna, sementara perabotannya sarat dengan seni ukir rumit, dan jendela-jendelanya berkilau-kilau dengan kaca timah.
Arsitektur masjid yang dibangun Sultan Ahmet pada abad ke-17 itu mencerminkan konsep dan pengaruh kejayaan Islam yang sangat istimewa.
Di seberang taman masjid yang terawat indah, lengkap dengan air mancur, terletak sebuah bangunan monumental lain, mirip istana, dan merupakan harta kekayaan Islam pula.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR