Sebaliknya, bahaya tidak muncul bila infeksi terjadi pada wanita yang tidak dalam keadaan hamil. Infeksi justru membuat sang ibu kebal, dan bila hamil nanti, janinnya akan aman-aman saja.
Baca Juga : Hati-hati Kotoran Kucing Menyebabkan Toksoplasma
Begitu pula bila infeksi terjadi setelah seorang ibu melahirkan. Namun, untuk amannya, seorang ibu sebaiknya diperiksa untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit ini sebelum hamil.
Hasil negatif berarti wanita itu belum memiliki antibodi. Pada saat hamil, dia bisa terinfeksi, dan karena itu perlu pemeriksaan, setidaknya sekali setiap trisemester kehamilan.
Bila ternyata positif, biasanya dokter memberi obat spiramisin 2 – 3 g per hari. Penderita disarankan makan makanan sehat ditambah vitamin seperlunya untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Untuk pencegahan, sebaiknya hindari kontaminasi dengan tinja kucing. Umpamanya, dengan mencuci tangan sesudah memegang kucing.
Baca Juga : Ibunya Rutin Minum Teh Kratom Saat Hamil, Bayi Ini Terlahir Seperti Orang 'Kecanduan' Narkoba
Tempat kotoran atau bekas kotoran kucing sebaiknya dibakar atau diberi zat antiseptik. Kucing piaraan dicegah berburu tikus atau binatang liar lainnya karena bisa saja dalam daging buruannya mengandung kista toksoplasma.
Daging ternak sebaiknya dimasak sampai matang, sebab bisa saja ternak itu terinfeksi toksoplasmosis dari pakannya yang terkontaminasi toksoplasma.
Hati-hati pula terhadap lalapan mentah yang tidak dicuci bersih. Siapa tahu lalapan itu sudah terkontaminasi parasit toksoplasma. (dr. Stephanus Kumiadi Budijanto – Intisari Maret 1998)
Baca Juga : Sains Konfirmasi Bahwa Kehamilan Bisa ‘Menular’, Kok Bisa Yah?
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR