Advertorial

Jangan Sepelekan Suara Serak, Bisa Jadi Gejala Penyakit-panyakit Ini

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Suara parau atau serak biasanya timbul karena adanya gangguan pada laring atau saluran pernapasan yang terletak pada tenggorokan.
Suara parau atau serak biasanya timbul karena adanya gangguan pada laring atau saluran pernapasan yang terletak pada tenggorokan.

Intisari-Online.com – “Wah.. suaranya bagus ya… serak-serak gimana gitu..” Sering kali kita mendengar orang lain memuji orang yang bersuara serak demikian. Tetapi sebenarnya berbahayakan suara serak itu?

Suara parau atau serak timbul karena adanya gangguan pada laring atau saluran pernapasan yang terletak pada tenggorokan.

“Nah, di dalam laring terdapat pita suara (vocal cord) yang mengatur timbulnya bunyi atau suara. Sehingga, ketika terjadi gangguan pada bagian ini, maka kesulitan berbicara atau menghasilkan suara dengan jelas dan bernapas mungkin saja terjadi,” jelas dr. Zainal Adhim, Sp.THT-KL(K), Ph.D, dari RS Pondok Indah, Jakarta.

Suara serak bukanlah suatu penyakit, namun gejala dari penyakit tertentu.

Baca Juga : Nyaris Mati Gara-gara Vape dan Suaranya Berubah Laiknya Peluit, Pria Ini Kembali ke Rokok Biasa yang Dinilai Lebih 'Aman'

Kondisi ini ditandai dengan suara yang terdengar serak, kurang jelas, kasar, intonasi lebih rendah dari biasanya, terasa tegang, sulit dikeluarkan, atau tidak mampu mencapai nada tertentu ketika berbicara atau bernyanyi.

Umumnya penyakit yang bergejala suara serak tidak jauh-jauh dari alat pernapasan manusia yaitu hidung, saluran pernapasan (faring, laring, trakea, bronkhus, bronkeolus, alveolus), dan paru-paru.

Jadi, ada kemungkinan suara menjadi serak, jika terjadi gangguan pada bagian-bagian tersebut.

Kondisi yang paling sering terjadi adalah suara serak akibat infeksi virus atau bakteri (laringitis). Laringitis kerap terjadi bersamaan dengan pilek atau batuk.

Baca Juga : Mengapa Kita Merasa 'Ngilu' saat Mendengar Suara Kuku Digoreskan di Papan Tulis?

Adanya peradangan akibat infeksi menyebabkan pembengkakan pada jaringan-jaringan laring. Sehingga suara menjadi parau alias tidak normal seperti biasanya.

Selama pilek dan batuk belum pulih, suara serak mungkin terus ada. Ya, sekitar 3 – 5 hari, kondisi ini dianggap tidak membahayakan.

Penanganannya juga sederhana, seperti memberi jeda/istirahat dalam penggunaan suara (vocal rest), antibiotik, dan anti-inflamasi.

Namun, jika suara serak sudah terjadi lebih dari satu minggu, saatnya lebih serius untuk berkonsultasi pada dokter.

Baca Juga : Kisah Hans Mencari Putrinya di Reruntuhan Hotel Roa Roa: Suara Itu Semakin Lama Semakin Lemah

Karena bisa saja kondisi itu disebabkan oleh kondisi lain yang lebih dari sekadar radang biasa.

Misalnya, lesi (tumor) jinak pita suara. Seseorang bisa mengalami penyakit ini jika terjadi penyalahgunaan suara yang menimbulkan trauma pada pita suara.

Jenis lesi yang muncul seperti nodul, polip, dan kista pada pita suara.

Bagi penyanyi, guru, atau profesi lainnya yang menggunakan suara lebih banyak dari profesi lain juga patut mewaspadai terjadinya vocal nodul.

Baca Juga : Membunuh Tanpa Suara, Salah Satu Materi Sekolah Anti Terorisme dan Komunisme di Amerika Serikat

Kondisi suara serak dapat terjadi akibat penggunaan suara yang berlebihan. Untuk menentukan penyebab suara serak, butuh proses diagnosis yang jelas. Karena itu perlu berkonsultasi langsung dengan dokter.

Situasi lain yang dapat menyebabkan serak bahkan gangguan suara adalah polip vocal cord, kanker laring, papiloma larynx.

Dalam papiloma larynx disebabkan oleh jenis virus yang sama pada penyebab kanker serviks, yaitu human papiloma virus (HPV).

Mengapa virus yang umumnya menyerang alat kelamin tersebut dapat menyebabkan penyakit pada laring? Faktor terbesar merupakan akibat kebiasaan seks oral.

Baca Juga : Inilah Ninja Terakhir di Jepang yang Mampu Mendengar Suara Jarum Jatuh

Untuk kasus parah seperit penyakit kanker laring, penanganannya dapat dilakukan dengan radiasi, operasi, dan laryngectomy.

Setiap orang memiliki kasus yang berbeda tergantung penyebab dari kanker tersebut. Faktor risikonya adalah genetik, perokok berat, dan pecandu alkohol.

Pada kasus suara serak yang disebabkan oleh penyakit selain dari radang/infeksi biasa tadi, deteksi dini dan penanganan lebih cepat akan membantu penyembuhan.

Misalnya sudah terjadi serak terus-menerus lebih dari seminggu atau paling lambat sebulan, segeralah periksakan diri ke dokter.

Karena jika dibiarkan saja tanpa penanganan, fatalnya adalah kehilangan suara untuk selamanya. (Tika Anggreni – Intisari November 2017)

Baca Juga : Terdengar Suara Minta Tolong, Saat Dihampiri Seorang Pemancing di Banyuasin Sudah Diseret Buaya ke Sungai

Artikel Terkait