“Tidak ada cara untuk mengetahui kapan akan meletus. Dia bisa meletus kapan saja,” terang Sarah seperti dilansir dari dailymail.co.uk pada Minggu (23/9/2018).
Evgenia Ilyinskaya, seorang peneliti di Institut Geofisika dan Tektonik di Universitas Leeds, mengatakan Katla melepaskan antara 12 dan 24 kiloton karbon dioksida setiap hari.
Ketika gunung api Katla terakhir meletus 100 tahun yang lalu, ia melepaskan hingga 5% emisi karbon dioksida di langit.
Akibat paling mungkin awan abu yang lebih besar dari Eyjafjallajokull pada 2010 akan menutupi langit Eropa selama beberapa hari.
Baca Juga : Kabar Baik bagi Generasi 90-an, Westlife 'Comeback' dan Segera Rilis Lagu Baru
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR