Advertorial

Pelari Maybank Bali Marathon 2018 Meninggal: Ini 7 Hal yang Harus Diperhatikan Pelari Pemula Sebelum Ikut Maraton

Moh. Habib Asyhad
Tatik Ariyani
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Seorang peserta Maybank Bali Marathon 2018 asal Jakarta Selatan meninggal dunia sebelum capai garis finish.
Seorang peserta Maybank Bali Marathon 2018 asal Jakarta Selatan meninggal dunia sebelum capai garis finish.

Intisari-Online.com - Seorang peserta Maybank Bali Marathon 2018 meninggal dunia sebelum capai garis finish.

Korban bernama Denny Handoyo (50), pelari asal Jakarta Selatan tersebut terjatuh kurang dari 100 meter sebelum dapat mencapai garis finish pada Minggu (9/9/2018).

Korban terjatuh dan tak lama mengalami kejang hingga akhirnya tidak sadarkan diri.

Tim medis pun dengan sigap segera menolongnya.

Baca Juga : Benarkah Bunuh Diri Bisa Dicegah dengan Mengenali Tanda-tandanya? Nyatanya Tak Sesederhana Itu

Dari keterangan Dokter RS Kasih Ibu, dr Gede Ngurah Buana, mendiang Denny Handoyo tiba di RS sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Denyut jantung dan nadi sudah tidak berdetak.

Kapolres Gianyar AKBP Priyanto Priyo Hutomo saat dikonfirmasi Tribun-Bali.com menjelaskan, "Ya benar ada Maybank Bali Marathon meninggal dunia tadi. Dugaan korban meninggal karena mengalami serangan jantung."

Bali Marathon adalah salah satu kompetisi maraton bergengsi yang bisa diikuti oleh semua kalangan, dengan ketentuan Marathon Penuh (usia 18 tahun atau lebih), Half Marathon (usia 17 tahun atau lebih), dan 10K (usia 12 tahun atau lebih).

Tak urung event besar itumengundangbanyak orang mendaftar jadi peserta, baik dari kalangan profesional maupun pelari pemula.

Baca Juga : Presiden Donald Trump Sangat Gembira Mendapat Surat dari Kim Jong-un, Memang Apa Isinya?

Terkadang, para peserta juga tidak terlalu memperhatikan kondisi tubuhnya, padahal hal itu bisa berdampak bahaya pada peserta.

Sebelum mengikuti lari maraton, pelari pemula harusnya memperhatikan hal-hal berikut ini, agar lari yang dilakukannya membawa manfaat baik bagi kesehatan, bukan sebaliknya:

1. Sepatu yang tepat

Mengenakan sepatu yang tepat adalah kunci kenyamanan dan pencegahan cidera.

Saat ini sudah banyak produsen yang menjual sepatu khusus untuk olahraga ini.

Harganya relatif, dari yang murah hingga jutaan. Perhatikan juga kondisi sepatu Anda.

Jika sepatu sudah rusak, sebaiknya jangan digunakan lagi.

Setidaknya, sepatu lari harus diganti setelah digunakan sekitar 300-400 mil.

Baca Juga : Sering Dilakukan, 6 Hal Inilah yang akan Membuat Kita Cepat Tua

2. Lakukan pemanasan dan pendinginan

Pemanasan perlahan-lahan dapat meningkatkan denyut jantung Anda.

Itu merupakan sinyal yang baik bahwa tubuh Anda sudah bisa mulai bekerja.

Pemanasan juga membantu mengurangi stres pada jantung ketika Anda mulai berolahraga.

Sebelum berlari cepat dan konstan, Anda bisa memulai dengan jalan cepat.

Seusai itu, Anda bisa menurunkan detak jantung dan tekanan darah secara bertahap (pendinginan, Red) dengan mengurangi kecepatan sambil berjalan lambat selama 5 menit.

Baca Juga : Jeffrey Dahmer, Pembunuh Berantai Paling Sadis yang Akhirnya Mati Dibunuh Tanpa Melawan

3. Perhatikan posisi tubuh

Bentuk atau posisi tubuh bagian atas yang tidak benar saat berlari dapat menyebabkan nyeri pada lengan, bahu, leher, dan punggung.

Cobalah untuk menjaga tangan Anda pada tingkat pinggang.

Lengan Anda harus berada pada sudut 90 derajat, dengan siku di sisi tubuh.

Jaga postur tubuh lurus dan tegak. Kepala berdiri, punggung lurus, dan bahu sedikit diangkat.

Baca Juga : Lenin, Membuat Sejarah 'Berdarah' Berulang Terus di Rusia

4. Jangan khawatir dengan kecepatan

Sebagai pemula, jangan paksa diri Anda berlari terlalu kencang.

Salah satu hal yang penting dari olahraga ini adalah pernapasan.

Ketika Anda berlari dan Anda masih mampu berbicara dengan baik, itu pertanda pernapasan Anda juga baik.

Overtraining yang berlebihan bisa menyebabkan cidera.

5. Lakukan pendekatan berlari-berjalan

Kebanyakan pelari pemula menggunakan teknik berlari-berjalan-berlari saat melakukan olahraga ini.

Maksudnya, ketika daya tahan berkurang di tengah latihan, ia mengkombinasikannya dengan berjalan untuk mengumpulkan tenaga dan setelah itu melanjutkan dengan berlari lagi.

Baca Juga : Para Ilmuwan Ingin Hijaukan Gurun Sahara yang Gersang, Bagaimana Caranya?

6. Tambah Jarak Tempuh Perlahan-lahan

Pelari pemula kadang terlalu antusias untuk meningkatkan jarak tempuh mereka terlalu cepat.

Hal ini sebenarnya sangat mungkin menyebabkan cedera.

Jangan menambah jarak tempuh mingguan Anda dengan lebih dari 10 persen setiap minggu.

Bangunlah kecepatan Andaperlahan-lahan dan gunakan akal sehat saat menambahkannya dengan mengikuti jadwal latihan yang baik.

Jika Anda ingin melakukan lebih, Anda bisa melengkapi atau mengkombinasikan jogging dengan latihan cross-training seperti berenang atau bersepeda.

7. Tarik napas melalui hidung dan mulut

Beberapa pelari pemula bernapas hanya melalui hidung mereka.

Padahal seharusnya, Andaperlu bernapas melalui hidung dan mulut untuk memastikan mendapatkan cukup oksigen ke otot-otot saat berlari.

Ambil napas dalam-dalam dari perut untuk membantu mencegah nyeri di bagian sisi tubuh yang merupakan masalah umum pada pelari pemula. (tabloidnova)

Baca Juga : Rumah di Bandung Dikepung Tembok Tetangga, Ini Aturan Hukum tentang 'Tanah Helikopter'

Artikel Terkait