Intisari-online.com - Senin (10/9) malam masyarakat Jawa merayakan malam 1 Suro.
Pasalnya, pada 11 September bertepatan dengan tanggal 1 Suro atau 1 Muharam dalam kalender Hijriyah (Islam).
Hal menarik dalam kalender Hijriyah adalah sistem penghitungannya jika dibandingkan dengan kalender China yang sama-sama berbasis peredaran Bulan.
Tahun baru Hijriyah jatuh pada 11 September 2018 sementara Tahun Baru China/Imlek jatuh pada 5 Februari 2019.
Baca Juga : Sejarah Malam 1 Suro Kenapa Dianggap Punya Makna Mistis dan Misterius
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai dua penanggalan tersebut.
Titik tolak penanggalan Tionghoa adalah milenium 3 sebelum Masehi (SM), masa Kaisar Huang Di, antara tahun 2698 SM dan 2599 SM.
Sementara itu, titik tolak penanggalan Islam adalah hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Namun, sebenarnya, penyebab perbedaan waktu jatuhnya tahun baru Tionghoa dan Islam lebih dari itu.
Baca Juga : Larangan Menikah di Bulan Suro Bukan Hanya tentang Buang Sial, tapi Ada Maksud Lain di Baliknya
Coba cermati. Tahun baru Imlek selalu jatuh pada waktu yang hampir bersamaan tiap tahunnya, antara Januari dan Februari. Sementara itu, tahun baru Islam sangat tidak menentu.
Kadang saat musim kemarau, kadang musim hujan. Lalu ambil contoh kejadian tahun ini.
Mengapa bisa demikian?
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR