Advertorial
Intisari-Online.com – Puluhan kendaraan militer dan tentara berjalan-jalan di jalan-jalan ibukota Korea Utara, Minggu (9/9/2018).
Sebab hari ini menandai ulang tahun ke-70 pendirian negara itu.
Diketahui pawai militer ini merupakan pertunjukan besar kedua kekuatan militer tahun ini menyusul prosesi yang sama pada bulan Februari 2018 silam.
Namun yang membedakannya adalah, pawai pada hari ini tidak menampilkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang diyakini mampu menargetkan AS.
Baca Juga : Korut Kembalikan Tulang Belulang Tentara AS Secara ‘Dicicil’, Pemerintah AS Bingung Lakukan Identifikasi
Sebelum acara, para ahli berspekulasi bahwa Korea Utara mungkin memilih untuk tidak menampilkan senjata untuk menghindari pertikaian dengan Presiden AS, Donald Trump.
Lanjut ke parade militer, parade ini dihadiri oleh pemimpin Kim Jong Un dan pejabat senior lainnya, termasuk Li Zhanshu, utusan khusus yang dikirim oleh Presiden China Xi Jinping.
Bahkan Kim dan Li bersalaman dan mengangkat senjata di akhir acara.
Baca Juga : Hentikan Program Nuklir, Eh Korut Malah Kembangkan Rudal Balistik Kapal Selam
Pawai, yang tampaknya lebih kecil dari peristiwa serupa di masa lalu, dibagi menjadi dua bagian, sipil dan militer.
Bagian militer menampilkan ribuan serdadu yang mengenakan seragam dari periode berbeda dalam sejarah Korea Utara, sejak tahun 1948 hingga hari ini.
Meskipun beberapa bagian artileri yang dipamerkan menampilkan slogan anti-Amerika seperti tahun-tahun sebelumnya, namun kali ini tema parade itu sangat terfokus pada pembangunan ekonomi dan meningkatkan kehidupan masyarakat Korea Utara.
Informasi lain, seperti tradisi baru-baru ini, Kim Jong Un tidak menyampaikan pidatonya. Dalam parade ini, Kim Yong Nam-lah yang menyampaikan pidato.
Ia berbicara kepada semua orang, termasuk kepada para tentara untuk bersiap secara serentak untuk berperang tetapi juga siap bertempur untuk pembangunan ekonomi.