Intisari-Online.com - Selama beberapa bula terakhir hubungan China dan Amerika makin memanas.
Dua negara tersebut terlibat perang dagang yang kian memuncak.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Jumat bahwa pemerintahannya bermaksud untuk meneruskan tarif impor senilai 200 miliar dolar AS (Rp2.900 triliun).
Ini adalah eskalasi paling dramatis dari perang dagang antara kedua negara sejak bulan Juli.
Berbicara kepada wartawan di Air Force One dalam perjalanan ke Fargo, North Dakota, untuk penggalang dana dari Partai Republik, Trump juga mengancam untuk mengenakan tarif atas keseluruhan impor China, yang bernilai lebih dari 500 miliar dolar AS (Rp7.400 triliun) tahun lalu.
Baca Juga : Perang Dagang AS-China: Beijing Janji Balas Jika Trump Naikkan Tarif Produk China
"Sekarang kami telah menambahkan 200 miliar dolar AS lagi," kata Trump dalam pernyataan yang awalnya tidak ingin direkam, tetapi kemudian ia memberi tahu wartawan bahwa mereka dapat mempublikasikannya.
"Dan saya benci untuk mengatakan itu, tetapi di balik itu, ada lagi 267 miliar dolar AS yang siap untuk "pergi" dalam waktu singkat jika saya mau."
Trump tidak menunjukkan apakah kantor perwakilan perdagangan AS (USTR) telah mencapai keputusan mengenai tingkat perpajakan dari putaran tarif terbaru, awalnya diusulkan pada 10 persen.
Perwakilan Perdagangan Robert Lighthizer mengumumkan pada 1 Agustus bahwa dia mempertimbangkan menaikkan suku bunga menjadi 25 persen, atas permintaan langsung dari presiden.
Baca Juga : China Sumbang 50 Persen Babi di Muka Bumi, Namun Puluhan Ribu darinya Kini Telah Dimusnahkan, Ini Alasannya
China memperbarui janji minggu ini untuk membalas jika AS nekat melakukan serangan "ekonomi" lagi.
"Jika AS mengambil langkah perdagangan baru terhadap China, China akan mengambil tindakan yang diperlukan," kata juru bicara kementerian perdagangan Gao Feng pada konferensi pers pada Kamis.
Source | : | scmp.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR