Advertorial

Aktivis Anti Kekerasan Munir Thalib Ternyata Ketularan Suka Musik Klasik Gara-gara si Kecil

Moh. Habib Asyhad
Intisari Online
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Awalnya Munir Thalib adalah penyuka musik pop dan melayu. Gara-gara kegemaran si kecil itulah, ia jadi ikut-ikutan menikmati musik klasik.
Awalnya Munir Thalib adalah penyuka musik pop dan melayu. Gara-gara kegemaran si kecil itulah, ia jadi ikut-ikutan menikmati musik klasik.

Intisari-Online.com -Ketika sang putra, Sultan Alif Alende lahir 12 Oktober 1998, almarhum Munir Thalib (Cak Munir) mengaku biasa-biasa saja.

Sekalipun kelahiran tersebut ia tunggui.

Karena itu aktivis anti kekerasan ini kerap heran menyaksikan teman-temannya di kantor yang maunya pulang terus untuk melihat anak.

Sampai pada suatu hari setelah 4 hari di luar kota, Munir pulang ke rumah dan mendapatkan "kejutan" dari si kecil.

Baca Juga : Pantas Ahok Dikabarkan akan Menikah Lagi, Ternyata Pria Memang Cenderung Ingin Segera Menikah Lagi Setelah Bercerai

"Waktu itu Alif ada di depan TV. Saya sapa dia, eh, kok, tertawa. Senang sekali saya melihatnya. Oh, ternyata begitu, ya, responnya. Tadinya dugaan saya anak kecil itu tak tahu apa-apa, jadi saya biasa-biasa saja," tuturnya kepada Tabloid Nakita, 25 September 1999.

Sejak itulah, setelah tiga bulan si kecil lahir, Munir baru merasakan secara emosional ada anggota keluarga baru di rumahnya. Sejak itu pula ia jadi rajin mengamati perkembangan anaknya.

"Lucu, ya, kalau anak diajak tertawa, dia juga ikut tertawa. Saya jadi berpikir, wah, ternyata, orang tua itu egois, ya. Kalau anak enggak memberikan respon, orang tua tak tahu apa maunya anak," tuturnya lagi.

Sejak itu, Cak Munir tampak menikmati momen menjadi seorang ayah.

“Saya terlambat menyadari bahwa saya ternyata sudah menjadi seorang ayah," ujarnya waktu itu, seraya tertawa.

RAJIN MELIHAT LUKISAN

Sebenarnya agak heran juga mendengar pengakuan Cak Munir tentang perasaannya semula yang biasa-biasa saja itu.

Sejak sang istri, Suciwati dinyatakan positif hamil, Munir sangat peduli.

Misalnya, ia rajin membaca buku-buku kehamilan dan mengumpulkan berbagai artikel seputar kesehatan ibu-anak.

Baca Juga : 14 Tahun Pembunuhan Munir: Kapan Hukum Benar-benar Menguak Kebenaran?

Bahkan, "gara-gara" buku kiriman seorang temannya di Australia tentang dampak lukisan pada bayi, Munir jadi rajin mengajak istrinya berkeliling dari satu galeri ke galeri lain.

"Dalam buku itu disebutkan, jika ibu hamil rajin diajak melihat lukisan, maka anaknya kelak akan menyukai keindahan. Wah, kayaknya ini merupakan eksperimen yang menarik. Makanya saya ajak istri saya untuk rajin melihat-lihat lukisan," tuturnya.

Satu hal yang dikhawatirkan Munir, anaknya kelak bakal "menyukai" kekerasan.

Maklum, kala sang anak dikandung, hampir tiap hari Munir bergelut dengan para demonstran, korban kekerasan, ancaman pembunuhan, teror dan tindak kekerasan lainnya.

Apalagi, tuturnya, "Apa yang saya hadapi selalu saya ceritakan sama istri. Dia sendiri tentunya juga mendengar cerita-cerita yang seram."

Alhamdulillah, kekhawatiran tersebut tak menjadi kenyataan. Sang buah saat itu malah menunjukkan sifat periang dan menyukai keindahan.

"Dia suka sekali sama lukisan. Kalau lihat gambar, dia senang sekali. Dia juga lebih banyak tertawa daripada menangis. Jadi, bukan trouble maker-teh. Mudah-mudahan begitu seterusnya," papar Man of The Year 1998 menurut sebuah majalah berita ini.

SUKA MUSIK KLASIK

Yang menarik, Alif kecil ternyata "penggemar" musik klasik.

Padahal ayahnya penyuka musik pop dan melayu. Gara-gara kegemaran si kecil itulah, Munir jadi ikut-ikutan menikmati musik klasik.

Hal ini berawal kala Munir melihat Alif melonjak-lonjak kegirangan mendengar musik orkestra di TV.

"Sampai sekarang, kalau mendengar musik yang sifatnya kolosal, dia bisa jadi sangat menikmati," tutur Munir yang kerap menghabiskan waktunya di depan TV bersama si kecil.

Itulah mengapa Munir akhirnya jadi ikut-ikutan si kecil menyukai musik klasik.

"Selera musik saya jadi berubah gara-gara anak," ujarnya tertawa.

Baca Juga : Berhenti Mengigit Kuku! Sebab Jari Wanita Ini Harus Diamputasi Karena Ia Sering Menggigit Kukunya

Tak heran bila kemudian rak kaset Munir dipenuhi koleksi lagu-lagu klasik dan orkestra.

Bahkan, jika ada teman-teman asingnya hendak berkunjung ke Indonesia, Munir tak malu-malu meminta oleh-oleh kaset lagu-lagu klasik.

"Koleksi saya sudah mulai lengkap. Lucu juga ya, masih kecil, kok, sudah senang musik klasik. Tapi kata istri saya, kami sebenarnya malah beruntung. Sebab, katanya, musik klasik malah membuat anak menjadi cerdas."

Lantas, apa harapannya waktu itu terhadap si kecil?

"Kalau mau tahu harapan saya sebagai ayah, itu tercermin dari nama yang saya berikan kepadanya."

Sultan, jelasnya, berarti pemimpin. Sedangkan Alif, artinya pertama. Sementara Alende, merupakan nama seorang jenderal di Chile yang terkenal reputasinya karena berpihak pada orang-orang yang harus dilindungi.

"Mudah-mudahan saja kelak dia menjadi seseorang seperti yang tertera pada namanya. Selanjutnya saya tak punya hak untuk mengatur anak. Saya hanya berkewajiban membangun nilai. Tapi soal pilihan dia mau jadi apa kelak, semuanya terserah dia," tutur Cak MUnir ketika itu.

Lebih dari itu, ia selalu berdoa agar nama tersebut tak akan memberatkan anaknya.

Artikel Terkait