Intisari-Online.com - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menjadi sorotan setelah dirinya dikirim surat oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait pengembalian barang-barang milik negara (BMN).
Dalam surat tersebut, Roy Suryo dinyatakan belum mengembalikan 3.226 unit BMN, beberapa di antaranya berupa sendok, bor, kabel, hingga pompa air.
Pria yang bernama lengkap Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo sendiri merasa difitnah dengan tuduhan dirinya belum mengembalikan BMN selama dirinya menjabat sebagai Menpora.
Tentu saja, siapa yang benar dalam kasus ini belum bisa ketahui, apalagi jika sampai memasuki jalur hukum.
Baca Juga : Sedang Pidato, Najib Razak Diingatkan Istrinya: 'Jangan Banyak Bicara Nanti Dipanggil Polisi Lagi'
Namun, rasanya tidak ada yang salah jika kita sedikit mengulas tentang pria kelahiran Yogyakarta, 18 Juli 1968, khususnya mengenai label dirinya sebagai pakar telematika.
Ya, Roy Suryo, sebelum terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota dan pengurus Partai Demokrat, memang sering dijadikan narasumber bahkan saksi ahli untuk bidang teknologi informasi, fotografi, dan multimedia.
Bahkan dirinya pernah menjadi pembawa acara program e-Lifestyle di stasiun TV Metro TV selama lima tahun.
Hanya saja, label sebagai pakar telematika, juga TI dan multimedia, tersebut pada akhirnya menimbulkan pro-kontra.
Baca Juga : Ditanya Soal China, Setengah dari Total Warga Amerika Serikat Ternyata Ketakutan, Kenapa?
Sebab, tidak sedikit pihak yang meragukan kepakaran Roy Suryo.
Salah satu yang paling diingat adalah ketika, pada 2008, Roy Suryo menyebut bahwa defacing terhadap situs-situs pemerintah dilakukan tidak hanya oleh para hacker melainkan juga para blogger.
Hal ini diungkapkannya setelah situs Dekominfo menjadi korban defacing (aksi peretasan pada sebuah situs yang biasanya fokus pada pengubahan tampilan situs tersebu).
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR