Advertorial

Deretan Mahasiswa yang Hilang dalam Satu Tahun Terakhir, Ada yang Ketemu di Terminal Solo

Adrie Saputra
Moh. Habib Asyhad
Adrie Saputra
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Hilangnya para mahasiswa ini juga sangat beragam, ada yang sedang KKN, mendaki gunung bahkan tiba-tiba hilang begitu saja.
Hilangnya para mahasiswa ini juga sangat beragam, ada yang sedang KKN, mendaki gunung bahkan tiba-tiba hilang begitu saja.

Intisari-Online.com - Akhir-akhir ini banyak kasus mahasiswa hilang.

Hilangnya para mahasiswa ini juga sangat beragam, ada yang sedang KKN, mendaki gunung, bahkan ada yang tiba-tiba hilang begitu saja.

Karena saking banyaknya kasus mahasiswa hilang itu, sampai-sampai pihak kepolisian pun harus dikerahkan untuk mencari mereka.

Ada yang ketemu dengan selamat namun ada juga yang berakhir tragis.

Baca juga:Peneliti: Jangan Ragu Ambil Cuti Jika Tak Ingin Alami Kematian Dini!

Berikut ini adalah deretan mahasiswa yang hilang selama setahun terakhir.

1. Lutfiah Sari

Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia angkatan 2016, Lutfiah Sari yang dilaporkan menghilang sejak awal Oktober 2017 telah ditemukan Sabtu (28/10) kemarin dan dikembalikan kepada orangtuanya.

"Sudah ditemukan kemarin. Informasi yang kami terima, dia ke kampus kemarin. Terus dari kampus diarahkan ke orangtuanya," kata Kasubag Humas Polresta Depok Ajun Komisaris Sutrisno saat dihubungi, Minggu (28/10).

Lutfiah kini sudah bertemu dengan orangtuanya.

Pihak kemahasiswaan UI menemukan Lutfiah di Apartemen Ambasador, Kuningan Jakarta.

Mahasiswi itu diketahui bekerja sebagai staf administrasi di sebuah usaha katering.

Pihak kampus segera meminta Adeng (49), orangtua Lutfiah, menjemput putrinya di Stasiun Lenteng Agung.

Dari situ dia diantar ke tempat kosnya di daerah Kober Beji, lalu ke UI.

Adeng bersama Lutfiah pada hari Minggu ini mendatangi Polrestro Depok untuk memberikan keterangan.

Menurut keterangan dari Lutfiah, ia tidak masuk kuliah dan memilih kerja karena bermaksud mencari uang untuk ganti uang PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa) sebesar Rp7 juta yang telah dihilangkannya.

"Menurut Lutfiah, ia telah membayar Rp3 juta hasil dari jual laptop dan handphone miliknya, dan masih kurang Rp4 juta lagi," kata Sutrisno.

Lutfiah mengatakan, ia meninggalkan bangku kuliah untuk mencari uang guna mengganti kekurangan uang yang hilang itu.

Masih berdasarkan keterangan Lutfiah, ia tidak memberi kabar ke pihak kampus, tempat kos, dan orangtuanya karena laptop dan ponselnya telah dijual.

Lutfiah dilaporkan menghilang sejak awal Oktober 2017.

Baca juga:Link Live Streaming Jepang Vs Korea Selatan: Dua Macam Asia Bertemu, Siapa yang Paling Ganas di Final Asian Games 2018?

2. Rahmi Kadir

Seorang pendaki Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara, Rahmi Abdul Kadir (21) dinyatakan hilang pada Rabu (20/6) sore hari.

HilangnyaRahmi berawal ketika dia keluar dari tenda dengan alasan ingin buang air.

Namun sejak itu tidak lagi kembali ke tenda hingga akhirnya dilaporkan oleh pihak keluarga.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Ternate Mustari menjelaskan, Rahmi hilang setelah mendaki bersama tujuh orang rekannya yang seluruhnya berstatus mahasiswa.

Mereka mulai mendaki pada Selasa (19/6/2018) dan kembali pada Rabu (20/6/2018) siang hari.

Namun, Rahmi tak ikut kembali. Dan dinyatakan hilang.

"Kami terima informasi dari pihak keluarga pendaki yang belum ditemukan tersebut pada Rabu 20 Juni 2018 pukul 18.00 WIT, bahwa dari delapan yang melakukan pendakian puncak gunung Gamalama, yang kembali baru tujuh orang dan satunya belum kembali," kata Mustari, Rabu (20/6/2018).

Atas laporan tersebut, Basarnas Ternate telah menyiagakan enam petugas untuk mencari Rahmi.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Ternate, Mustari mengatakan, Rahmi ditemukan oleh tim gabungan di Pos 5 dalam keadaan sadar dan mengalami hipotermia (kedinginan).

"Korban berhasil ditemukan sekitar pukul 06:35 WIT pagi tadi, dalam keadaan selamat, sadar namun mengalami hipotermia atau kedinginan," kata Mustari, Kamis (21/6/2018).

"Dari pos, kemudian akan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan," kata Mustari lagi.

Baca juga:Emas Ke-31 Asian Games 2018 untuk Indonesia Dipersembahkan Oleh Tim Sepak Takraw

3. Shinta Putri Dina Pertiwi

Shinta Putri Dina Pertiwi, mahasiswa Universitas Bayreuth Jerman asal Kota Malang, Jawa Timur tewas tenggelam di Danau Trebgaster, Jerman, Rabu (8/8/2018).

Saat ini, jenazah korban masih disemayamkan di Jerman dan dalam proses pemulangan.

Awalnya, korban dilaporkan hilang setelah tidak terlihat lagi pasca-berenang di danau yang ada di dalam kompleks kampus.

Pihak kepolisian setempat melalui tim pencarian dan pertolongan setempat lantas melakukan pencarian di danau dengan panjang 680 meter dan lebar 220 meter tersebut.

Pada Jumat (10/8/2018) pagi waktu setempat, korban ditemukan dalam kondisi tewas dan mengambang.

Umi Salamah, ibunda korban mengatakan, pada Rabu petang waktu Indonesia atau Rabu siang waktu Jerman, korban masih sempat menelpon dirinya.

Saat itu, korban menanyakan gempa di Lombok.

"Waktu itu telponnya tidak lama. Karena waktu Maghrib sudah mau habis, saya shalat dulu," kata Umi Salamah saat ditemui di kediamannya di Jalan Bandulan Gang 12, Kecamatan Sukun, kota Malang, Selasa (14/8/2018).

Setelah selesai shalat, Umi mencoba menghubungi anaknya.

Namun tidak ada respons. "Setelah saya shalat Maghrib, saya telepon lagi sudah tidak ngangkat. WA (whatsapp) tidak balas," katanya.

Karena dihubungi tidak ada respons, sang ibu langsung memosting foto anaknya di akun Facebooknya dengan caption berupa puisi berjudul bidadari kecil.

Harapannya, korban melihat postingan itu dan meresponnya.

"Karena telpon tidak direspon, saya gelisah. Karena gelisah itu saya cari foto Shinta di facebook dan saya upload dengan puisi bidadari kecil. Itu supaya ada balasan dari Shinta. Kenapa tidak balas, WA tidak dibalas, telpon tidak direspon," jelasnya.

Sayang, respons yang ditunggu tidak kunjung datang hingga tiba kabar pada Jumat (10/8/2018) bahwa anaknya sudah meninggal. "Saya sangat kehilangan.

Tapi kembali lagi kepada yang kuasa. Selaku manusia biasa, air mata saya tidak berhenti mengalir," ungkap perempuan yang merupakan dosen di IKIP Budi Utomo dan Universitas Brawijaya, Kota Malang itu.

Saat itu, Umi terus mencari kabar tentang anaknya yang meninggal.

Termasuk upaya untuk memulangkannya.

Sempat ada penggalangan dana untuk pemulangan jenazah perempuan kelahiran 1 November 1993 itu.

Baca juga:4 Perawatan Minyak Kelapa untuk Kurangi Stretch Mark dan Bekas Luka, Mudah Dicoba!

4. Widhiandra Aulia

Sempat hilang kontak selama lima hari, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Widhiandra Aulia atau akrab dipanggil Andra, ditemukan di Terminal Tirtonadi Solo, Jumat (31/8/2018).

Mahasiswa angkatan 2014 ini dijemput keluarga bersama kepolisian sekitar pukul 17.45 WIB.

Kakak kandung Widhiandra (Andra), Ewing mengatakan, adiknya ditemukan dalam kondisi sehat dan sedikit lelah.

Andra juga belum bisa ditanyai apapun tentang kejadian yang dialaminya. "Alhamdulillah, adik saya (Andra) sudah ditemukan di Terminal Tirtonadi Solo. Kondisinya sehat," kata Ewing di Solo, Jawa Tengah, Jumat petang.

Ewing mengungkapkan, Andra pernah memberitahu dirinya ingin pulang ke Jakarta bertemu keponakan.

Saat menghubungi dirinya, Andra masih menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Ngawi, Jawa Timur. "Pernah bilang mau pulang ke Jakarta ingin ketemu anak saya," jelas dia.

Berdasarkan informasi dari taman kuliah, jelas Ewing, Andra selesai menjalani KKN dan pulang ke indekos di Solo, Kamis (23/8/2018).

Sehari setelah pulang dari KKN, Andra masih bisa dihubungi keluarganya dari Jakarta. "Sabtu, Andra masih bisa dihubungi sama teman-temannya. Tapi, Minggunya sudah enggak bisa dihubungi.

Baca juga:Ingin Pisahkan Qatar dari Daratan Arab, Arab Saudi Siapkan Dana Rp 11 Triliun

Keluarga mencoba menghubungi Andra juga enggak bisa," imbuh Ewing. Ewing menceritakan, selama menempuh kuliah di UNS Solo, Andra hampir setiap hari mengabarkan tentang kondisinya di Solo kepada keluarga di Jakarta.

Namun, saat kejadian tersebut Andra tidak pernah menghubungi keluarga.

"Biasanya selalu mengabari keluarga di Jakarta. Kemarin pas kejadian itu enggak ada kabar. Terakhir kontak itu adik saya bilang pengin pulang ke Jakarta," ujar dia.

Mengetahui adiknya tidak bisa dihubungi dan hilang kontak, Ewing melaporkan kejadian tersebut ke pihak kampus UNS dan Polresta Surakarta.

Koordinator terminal penumpang tipe A Tirtonadi Solo, Joko Sutriyanto membenarkan, Andra, mahasiswa FK UNS yang hilang kontak selama lima hari dijemput keluarganya di terminal.

Menurut Joko, pihaknya menerima informasi dari keluarga Andra bahwa bus Eka dari arah Jawa Timur ke Solo mengangkut penumpang bernama Andra. Bus Eka tersebut berangkat dari Ngawi ke Solo sekitar pukul 15.00 WIB.

"Saya langsung berkoordinasi dengan pengurus terminal di Surabaya untuk memastikan bus Eka jurusan ke Solo ada penumpang bernama Andra," jelas Joko.

Joko mengatakan, Andra tiba di terminal penumpang tipe A Tirtonadi Solo sekitar pukul 17.45 WIB. Begitu turun dari bus, Andra disambut haru keluarga.

"Sempat istirahat kemudian pergi meninggalkan terminal," tutur Joko.

Artikel Terkait