Advertorial
Intisari-Online.com - Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang memiliki potensi besar.
Sebutan sebagai negara maritim tidak terlepas dari Indonesia sebagai negara kepulauan serta sebagian besar wilayahnya adalah perairan.
Sebagai negara maritim, cukup banyak alat transportasi air yang ada di daerah-daerah di Indonesia.
Bila berkunjung ke Istana Siak, Riau, pengunjung juga akan melihat sebuah kapal yang sudah dijadikan monumen tak jauh dari Istana Siak.
Itulah Kapal Kato.
Merujuk situs resmi siakkab.go.id, Kapal Kato merupakan kapal besi yang dimiliki Sultan Siak.
Berbeda dengan kapal tradisional umumnya, Kapal Kato merupakan kapal besi berbahan bakar batu bara.
Kapal Kato selalu dinaiki Sultan Siak saat berkunjung ke daerah-daerah kekuasaannya.
Sebagai daerah maritim, Sultan Siak memiliki daerah kekuasaan yang dilalui oleh sungai-sungai besar.
Sungai inilah yang dimanfaatkan sehingga bisa menuju daerah lainnya menggunakan Kapal Kato.
Kapal yang fisiknya masih bisa dilihat secara langsung saat ini memiliki panjang 12 meter. Bobot kapal mencapai 15 ton.
Sultan Siak selalu memanfaatkan kapal ini bila bpergian ke daerah bawahannya, maupun untuk berpesiar.
Ditarik ke darat dan dijadikan monumen, Kapal Kato ini bisa menjadi saksi sejarah perjalanan kerajaan Siak.
Baca juga:Resmi! Fatwa MUI untuk Vaksin MR: Mengandung Babi Tapi Boleh Digunakan, Ini Alasannya
Bahkan sampai saat ini, Istana Siak yang dikenal dengan nama Asserayah Alhasyimiyah atau Istana Matahari Timur masih berdiri megah di Siak Sri Indrapura.
Istana yang dibangun pada 1889 itu memiliki kontruksi banguna yang masih sangat kokoh.
Istana Siak merupakan bukti sejarah kebesaran Kerajaan Melayu Islam yang terbesar di daerah Riau.
Sebenarnya, masa jaya kerajaan berawal dari abad ke-16. Namun, istana yang kini masih dapat dikunjungi itu dibangun pada abad ke-19.
Sementara silsilah sultan-sultan Kerajaan Siak dimulai pada tahun 1723 M.
Mulai dari Raja Kecik hingga Sultan Syarif Kasim (SSK) II, terhitung ada sebanyak 12 Sultan yang pernah bertahta.
Istana Matahari Timur, menjadi peninggalan paling bersejarah. Istana ini dibangun oleh Sultan ke-11 yakni Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin.
Sejak ia bertakhta tahun 1989, ia membangun istana Matahari Timur. Ia bertahan sampai 1908, yang kemudian digantikan putranya Sultan Syarif Kasim II. (Afrizal)
(Artikel ini telah tayang di tribunpekanbaru.com dengan judul “Hari Maritim 2018 - Kapal Kato, Kapal Api yang Setia Temani Sultan Siak Telusuri Daerah Kekuasaan”)
Baca juga:AS Berlakukan Tarif Impor, Ini 5 Negara yang Paling Berdampak, Indonesia Masuk?