Advertorial
Intisari-Online.com -Setelah selesai sekolah, gadis berusia 11 tahun bersepeda mengelilingi kompleks apartemen di mana dia tinggal bersama keluarganya di Chennai, India.
Dia bertemu dengan seorang petugas lift dan entah bagaimana caranya pria itu menuntun gadis ke sebuah ruang bawah tanah kamar mandi umum.
Sesampai di sana, gadis yang tidak disebutkan namanya itu disuntik cairan dan dipaksa minum minuman dingin yang kemungkinan dicampur dengan obat-obatan untuk melumpuhkannya.
Setelah itu dengan brutal gadis tersebut diperkosa dengan lehernya yang diikat sabuk.
Pria itu kemudian mengundang penjaga keamanan kompleks, tukang ledeng, dan tukang listrik untuk bergabung.
Selama tujuh bulan, mereka memperkosa dan melecehkannya, mungkin puluhan kali, menggunakan riasan untuk menutupi semua tanda yang mereka tinggalkan, kata saudara perempuannya.
"Dia diancam dengan pisau lipat," katasaudara perempuan berusia 11 tahun itu.
Dia mengatakan orang-orang telahmengancam anak gadis yang masih berusia 11 tahun.
"Jika kamu memberi tahu ibumu, kami akan membunuhnya," kata saudara gadis itu.
Baca juga:Bertambah, Korban Tewas dalam Gempa Lombok Kini Jadi 10 Orang
Arus kemarahan melanda Chennai minggu lalu setelah polisi menangkap 17 pria, usia 23 hingga 66, karena serangan itu.
Ada yang memukuli beberapa pria ketika mereka meringkuk di lantai gedung pengadilan lokal.
Seorang polisi wanita mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual terdaftar setiap tahun di kota, dan India adalah yang paling banyak.
Pihak berwenang menemukan bahwa banyak kamera CCTV tidak bekerja di dalam kompleks, katanya.
Baca juga:(Foto) Gagal Tampil Keren, 7 Orang Ini Justru Terlihat Sangat Konyol dan Membahayakan Diri
Setidaknya tiga pria mengaku memperkosa gadis itu, kata saudari gadis itu kepada polisi.
Tes rumah sakit menegaskan bahwa dia telah diserang, dan perlengkapan yang digunakan untuk obat gadis itu juga ditemukan.
Keadilan adalah bagian yang sangat penting dari masalah tersebut, dan orang-orang ingin meminta hukum yang seadil-adilnya. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)