Proses pengiriman para teknisi dan pilot untuk mendapat pelatihan terbang ke Israel sebenarnya sulit karena berisifat sangat rahasia.
Pasalnya kepergian para teknisi dan pilot bersangkutan ke Israel tidak boleh diketahui oleh keluarganya, kesatuan atau skuadronnya, dan bahkan oleh para teknisi dan pilot bersangkutan.
Oleh karena itu ketika BAIS mengirimkan 10 pilot untuk belajar latihan terang di Israel, mereka diberitakan akan menjalani latihan menerbangkan jet tempur F-5 di Arizona, AS.
Tapi ketika sudah mendarat di Singapura, pihak BAIS kemudian meminta semua paspor para pilot itu diganti dengan Surat Perintah Laksana Paspor (SPLP) sambil dijelaskan tujuan penerbangan mereka adalah Israel.
Para pilot AURI juga diubah semua identitasnya dan jika di Israel ada yang bertanya harus dijawab bahwa para pilot AURI berasal dari Singapura.
Setelah lolos pemeriksaan di Jerman dan juga Israel kesepuluh pilot AURI akhirnya bisa menjalankan latihan menerbangkan A-4 Skyhawk selama empat bulan hingga sampai tahap siap untuk bertempur (combat ready).
Semua pilot AURI juga mendapatkan wing dan brevet penerbang A-4 Skyhawk plus sertifikatnya.
Tapi demi menghilangkan jejak agar para pilot itu ‘tidak pernah ke Israel’ semua brevet, wing, sertifikat dan segala sesuatu yang menandakan pernah ke Israel dihancurkan serta dibakar.
Semua pilot AURI penerbang A-4 Skyhawk juga ‘dicuci otak’ tapi bukan dengan cara yang tidak enak atau kejam, melainkan semuanya malah segera dikirim ke AS.
Selama dua pekan di AS, mereka diajak berkeliling ke seluruh AS, mencoba berbagai moda transportasi, menginap di sepuluh hotel yang berbeda, dan diwajibkan mengirimkan kartu pos kepada keluarga dan satuannya agar selama pergi mereka diketahui berada di AS dan bukan di Israel.
Untuk membuktikan kesepuluh pilot AURI ‘belajar terbang di AS’, semua pilot masuk ke pangkalan US Marine Corps dan mendapatkan pelatihan terbang sekedarnya.
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR