Intisari-Online.com - Seorang anak yang hidup lebih dari 3 juta tahun yang lalu ini telah membantu para peneliti.
Pasalnya dia 'menunjukkan' seperti apa kehidupan sehari-hari bagi leluhur manusia purba kita.
Tak hanya itu, penemuan ini membantu menyelesaikan perdebatan antropologis yang telah berlangsung beberapa dekade diantara.
“Bagi beberapa orang, spesies Australopithecus afarensis berjalan seperti manusia dan tidak memanjat," kata Jeremy DeSilva, profesor antropologi di Dartmouth sebagaimana dilansir dari IFL Science, Rabu (4/7/2018).
"Sementara yang lain berpendapat bahwa Australopithecus afarensis juga memanjat dan berjalan dengan cara yang kurang efisien secara biomekanik daripada manusia.”
Ternyata, kedua belah pihak benar.
DeSilva mengatakan bahwa spesies ini masih mempertahankan fitur untuk memanjat.
Fosil yang diawetkan dari spesies ini sangat jarang ditemukan dan telah membuat penelitian tentang evolusi yang mereka coba.
Kemudian, pada tahun 2002, para arkeolog menemukan kerangka yang hampir lengkap dari seorang wanita A. afaransis di wilayah Dikika, Ethiopia.
Yang berusia 2,5 tahun adalah spesies yang sama dengan kerangka Lucy yang terkenal, tetapi hidup 200.000 tahun sebelum dia.
Setelah pemindahan hati-hati, tim merekonstruksi anatominya untuk melihat bagaimana fungsi kaki manusia berevolusi.
Ternyata, mereka "cukup bagus" saat berjalan dengan dua kaki, tapi kerugian dalam lanskap yang penuh dengan predator.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR