Advertorial

Fenomena Bowo Alpenliebe dan Indonesia yang Jadi Sasaran Empuk Tik Tok, Ternyata Hal Ini yang Jadi Gara-garanya

Moh. Habib Asyhad
Masrurroh Ummu Kulsum
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Tik Tok aplikasi video pendek ini begitu populer di Indonesia saat ini hingga memunculkan fenomena Bowo Alpenliebe, bisa jadi karena ini penyebabnya.
Tik Tok aplikasi video pendek ini begitu populer di Indonesia saat ini hingga memunculkan fenomena Bowo Alpenliebe, bisa jadi karena ini penyebabnya.

Intisari-Online.com - Remaja berusia 13 tahun bernama asli Prabowo Mondardo ini sedang hangat-hangatnya diperbincangkan di berbagai media sosial.

Ketenarannya bermula dari aksinya di aplikasi video pendek Tik Tok, lalu merambah ke Instagram dengan pengikutnya yang telah mencapai ratusan ribu orang.

Yang membuat Bowo, panggilan Prabowo Mondardo, semakin diperbincangkan adalah karena ternyata ia telah beberapa kali mengadakan acara 'meet n greet' bersama penggemarnya.

Tak main-main, bak artis yang sudah lama terkenal, harga tiket untuk bertemu dengannya pun mencapai Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per orang.

BACA JUGA:Video Mengerikan Ini Tunjukkan Bagaimana Bumi 'Tenggelam' oleh Longsor

Ya, berawal dari aplikasi Tik Tok yang memang akhir-akhir ini banyak digandrungi oleh berbagai kalangan di Indonesia, Bowo menjadi viral.

Sebenarnya, tak heran jika aplikasi ini berkembang begitu pesat di Indonesia bahkan di kawasan Asia Tenggara.

Apllikasi buatan Toutiao asal China ini dilaporkan telah mendapat keuntungan US $ 30 miliar,menurut The Low Down (TLD).

Tik Tok sendiri juga adalah versi internasional dari aplikasi video pendek populer Cina "Dou Yin".

Per Maret 2018,Tik Tok telah mencapai lebih dari 10 juta unduhan dan berdiri dengan peringkat 4,5 di Google Play.

Bahkan, Tik Tok masuk dalam 10 besar aplikasi paling digemari di negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina.

Pun dalam Google Trends, Tik Tok sangat populer di Asia Tenggara.

Kemungkinan inilah beberapa alasan yang menyebabkan mengapa Tik Tok begitu populer di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Populasi pemuda

BACA JUGA:Sains: Kambing Punya Kecerdasan dan 'Cinta' yang Lebih Besar dari Anjing, Layak Jadi Hewan Peliharaan?

Sekitar 30% dari populasi di Asia Tenggara berusia antara 18 dan 24 tahun (dibandingkan, rasio untuk Cina adalah 8%).

Ini merupakan kelompok usia yang tepat untuk Tik Tok.

2. Masyarakatnya terutama pemuda di kawasan ini sangat sosial

Banyak orang cenderung menghabiskan banyak waktu di layanan jejaring sosial mereka. entah itu untuk mengekspresikan diri atau berbagi dengan keluarga dan teman.

Berdasarkan algoritma, Tik Tok memberdayakan orang untuk menjangkau khalayak yang tepat untuk mendapatkan Like dan Follows selama mereka terus menghasilkan konten berkualitas baik.

3. Tidak ada persaingan aplikasi yang kuat di kawasan ini

Di China, aplikasi Dou Yin yang sama dengan Tik Tok, menghadapi persaingan sengit dengan Kwai, aplikasi video pendek UGC yang diperkirakan bernilai antara US $ 18 miliar dan US $ 20 miliar.

Sedangkan di ASEAN, Tik Tok tidak benar-benar menghadapi persaingan, selain dengan beberapa pesaing kecil yang juga buatan China.

Meskipun ada YouTube, namun konsep aplikasi yang berbeda tidak membuat itu disebut sebagai pesaing langsung dari Tik Tok.

BACA JUGA:Driver Go-Jek Ini Tak Menyangka Dirinya Dicari-cari oleh Ridwan Kamil!

4. Influencer online berkembang pesat di kawasan ini

Di negara-negara utama di Asia Tenggara, seperti Indonesia, ekosistem influencer online telah berkembang pesat di Instagram dan layanan jejaring sosial lainnya.

Ada banyak influencer dengan lebih dari 100 ribu penggemar bahkan jutaan.

Tik Tok mendapatkan banyak konten dari ekosistem influencer dewasa yang matang di wilayah tersebut.

Nah, itulah beberapa hal yang diyakini membuat aplikasi Tik Tok menjadi begitu populer di ASEAN khusunya di Indonesia.

Tak heran, jika banyak orang juga yang memanfaatkan aplikasi ini untuk mengekspresikan kreativitasnya hingga mungkin jadi terkenal.

Tentu hal tersebut bukan masalah asal jangan sampai kebablasan dan malah merugikan dirinya sendiri juga orang lain.

BACA JUGA:Juliane Koepcke, Seorang Diri Berjuang untuk Bertahan Hidup di Hutan Amazon Setelah Pesawatnya yang Ditumpanginya Jatuh

Artikel Terkait