Advertorial

Klaim Tak Pernah Gagal Temukan Korban Kapal Tenggelam, Pria Ini Akui Kesulitan Cari Korban KM Sinar Bangun di Danau Toba

Ade Sulaeman

Editor

Padahal jasad korban kecelakaan KM Ramos Risma Marisi yang juga terjadi di Danau Toba berhasil dia temukan.
Padahal jasad korban kecelakaan KM Ramos Risma Marisi yang juga terjadi di Danau Toba berhasil dia temukan.

Intisari-Online.com -Final Sinaga baru saja kembali dari perairan Danau Toba, menyelam dan mencari korban hilang KM Ramos Risma Marisi, Sabtu (23/6/2018) sore.

Pria berambut gondrong inilah yang menemukan jasad korban KM Ramos Risma Marisi, Rahmat Dani (28), pertama kali.

Ia menemukan jasad Rahmat di perairan Danau Toba, tertelungkup di dasar danau pada kedalaman sekitar 10 meter.

Sebelumnya, ia ikut terus dalam tim penyelam pencari korban hilang penumpang KM Sinar Bangun sejak hari kedua hingga hari kelima pencarian.

Baca juga:Bukan Danau Toba, Inilah Danau Terdalam di Indonesia, Ada Gua Tengkorak di Dalamnya

Pria satu anak ini diutus oleh perusahaannya, PT Aquafarm Nusantara, menjadi salah satu relawan penyelam membantu Basarnas.

Pada hari keenam, yakni Sabtu (23/6/2018), ia tak lagi ikut mencari.

Ditemui Tribun Medan di salah satu warung dekat dermaga Pelabuhan Nainggolan, Sabtu (23/6/2018), Final menuturkan suka dan duka selama mencari korban hilang KM Sinar Bangun.

Ia rela kurang tidur, terlambat makan, dan tak bertemu dengan anaknya yang masih berusia satu tahun demi mencari korban hilang KM Sinar Bangun.

Baca juga:Danau Toba Lahir dari Letusan Maha Dahsyat yang Membuat Bumi 'Berhenti' Selama Enam Tahun

Namun, tak berhasil mendapatkan satupun korban selama empat hari berturut-turut mencari membuatnya merasa kecewa sekaligus malu pada dirinya sendiri.

"Baru semalam (kemarin) berhenti. Disuruh istirahat sama kantor. Rupanya malam pas aku di rumah, ada kejadian lagi. Disuruh lah pagi tadi sama kantor untuk ikut mencari korban hilang KM Ramos Risma Marisi," tuturnya.

Ia mengaku belum pernah gagal saat menjalankan misi menyelam mencari korban.

"Sebelum kejadian ini (KM Sinar Bangun), kalau ikut aku mencari korban tenggelam, pasti selalu dapat (korbannya). Kali ini enggak. Susah kali. Terlalu dalam, gelap, dan dingin. Pas hari kedua, saya menyelam sampai kedalaman 45 meter lebih itu. Enggak nampak apa-apa. Gelap semua," ungkapnya.

Baca juga:Lewat Selebrasi, Shaqiri dan Xhaka Membuka Kembali Sejarah Kelam Pembantaian Muslim Albania oleh Serbia di Kosovo

Pria 37 tahun ini mengaku, selalu dipanggil oleh Pos SAR Parapat ketika ada peristiwa tenggelam di Danau Toba.

Namun, untuk pencarian korban KM Sinar Bangun merupakan inisiatif dari perusahaan tempatnya bekerja, PT Aquafarm Nusantara, untuk turut ambil bagian dalam misi kemanusiaan.

Dikatakannya, kedalaman menyelam yang sanggup dilakukan normalnya hingga kedalaman 50 meter.

Di titik itu, anggota tubuh sudah terasa berat untuk digerakkan. Begitu pula dengan tarikan nafas, juga menjadi lebih cepat.

Oleh sebab itu, ia dan sejumlah penyelam lain tak ada yang mampu melewati batas 50 meter.

"Enggak berani lah. Kita pun mesti safety juga. Tabung gas oksigen ukuran isi 200 bar hanya 15 menit saja habisnya di kedalaman 50 meter, turun dan naik," ujarnya.

Jika permintaan menyelam datang dari Pos SAR, dia diberi honor Rp150 ribu per hari, sedangkan untuk misi kemanusiaan dari perusahaannya, ia tidak dibayar.

"Paling disediakan makan, minum, dan fasilitas lain," pungkas Final. (Dohu Lase)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Tak Pernah Gagal Temukan Korban Tenggelam, Final Sinaga: Pencarian Korban Sinar Bangun Susah Sekali.

Baca juga:Lahir dengan Penyakit Aneh, Setelah Dioperasi Begini Penampilan Anak ini yang Bikin Kagum

Artikel Terkait