Advertorial
Intisari-Online.com -Belum lama bertemu dan bilang bahwa tidak ada risiko dari Pyongyang, nyatanya Donald Trump tetap memperbarui sanksi terhadap Korea Utara.
Lebih dari itu, orang nomor satu di Amerika Serikat itu juga mengatakan bahwa Korut memiliki “ancaman luar biasa” dari senjata nuklirnya.
Kok bisa begitu ya?
Pertama-tama kita mesti tahu bahwa AS memiliki strategi darurat nasional terkait hal-hal yang berhubungan dengan Korea Utara sejak 2008 lalu.
Sejak saat itu, presiden secara rutin memperbarui status itu—dan sanksi anti-Pyongyang pun menyertainya.
Dan Presiden Trump memperpanjang keadaan darurat nasional pada Jumat (22/6) kemarin.
Karena “Keberadaan dan risiko proliferasi bahan fisil yang dapat digunakan sebagai senjata di Semenanjung Korea dan tindakan dan kebijakan Pemerintah Korea Utara,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa itu terus menimbulkan ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat.
Demokrat mengatakan, bahasa Gedung Putih terbaru itu bertentangan dengan pernyataan presiden sebelumnya yang membanggakan tentang keberhasilan KTT Singapura.
Dalam tweet bertanggal 13 Juni, Trumpp mengatakan, orang Amerika bisa "Tidur nyenyak malam ini!".
“Laporan pemerintahan Presiden Trump sendiri benar-benar melemahkan pernyataannya selama beberapa minggu terakhir,” kata Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer.
“Kami harus memperlakukan negosiasi ini jauh lebih serius daripada hanya melihatnya sebatas foto. Mengatakan masalah Korea Utara terpecahkan tidak membuatnya begitu,” tambahnya.
Kita tahu, pada pertemuan bersejarah di Singapura, Trump dan Kim Jong Un menandatangani pernyataan di mana AS menawarkan "jaminan keamanan" untuk Korea Utara.
Baca juga:Membohongi Dunia, 8 Propaganda Korea Utara Ini Diketahui Hasil Photoshop
Di sisi lain Korea Utara berjanji untuk “Bekerja menuju denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea.”
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, sanksi terhadap Korea Utara akan tetap di tempat sementara negosiasi berlanjut atas persenjataan nuklirnya.
Namun media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa Trump setuju untuk "mencabut sanksi" karena kemajuan hubungan keduanya.
Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id, selengkapnya di sini