Intisari-Online.com – Penyakit tak selalu sembuh oleh obat. Ini saya buktikan sendiri terhadap sesak napas (mengi) yang telah saya idap 17 tahun lamanya.
Dengan terapi air, derita sesak napas itu kini tak pernah lagi mengusik saya.
Saya menderita sesak napas sejak diangkat sebagai guru SD Inpres pada 1983. Tempat tugas saya jaraknya sekitar 30 km dari rumah.
Maka, dalam sehari saya harus menempuh jarak 2 x 30 km.
Mungkin perjalanan itulah yang menjadi pencetusnya. Makin hari penderitaan saya makin berat. Hanya karena pengaruh. Angin, debu, hujan, dan kelelahan sedikit, sesak napas saya kambuh.
Baca juga: Catat! Inilah Waktu-waktu Terlarang untuk Minum Air Putih, Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan
Malam hari pun tak bisa tidur karena napas sesak diiringi suara ngik ... ngik.
Bila sedang parah-parahnya, jahgankan berjalan, untuk bernapas saja sulit dan berat bukan main. Apalagi kalau disertai batuk.
Bila sudah begitu, saya memanggil dokter untuk mendapatkan obat atau suntikan.
Sudah berbagai macam pengobatan saya coba. Mulai dari pengobatan alternatif macam refleksi, jamu, sinshe, dan paranormal, hingga pengobatan. oleh dokter spesialis.
Juga terapi aneh-aneh; mulai dari menggunakan sandal bergerigi, kayu bergerigi, hingga berjalan di atas kerikil setiap hari. Semuanya nihil, tanpa hasil.
Beruntung Tuhan membukakan jalan kesembuhan bagi saya. Melalui seorang teman, saya mendapat "ilmu pengobatan"baru.
Baca juga: Jadi, Benarkah Air Olahan Limbah Tinja Bisa Dipakai untuk Minum dan Wudu?
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR