Advertorial
Intisari-Online.com -Nasib tragis dialami oleh Wa Tiba. Perempuan asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, itu ditemukan tewas ditelah ular sanca sepanjang 8 meter.
Dilaporkan oleh Tribun Timur, Wa Tiba diperkirakan ditelan antara Kamis (14/6) petang hingga Jumat (15/6) subuh. Persis di malam takbiran.
Ibu rumah tangga berusia 54 tahun di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tersebut, sebelumnya pamit pergi ke kebun yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya saat warga takbiran menyambut Lebaran Idul Fitri 1439 H.
Saat itu, Tiba mengaku, hendak melihat kebun jagungnya yang kerap dirusak babi hutan.
Keluarga cemas karena sampai pukul 06.00 Wita, dia tak kunjung muncul.
Baca juga:Hampir Mati dengan Perut Gepeng, Ternyata Benda Inilah yang Ditelan Ular Piton Malang Ini
Padahal keluarga sudah menunggunya untuk berangkat bersama ke tempat shalat Idulfitri.
Saudara korban bernama La Miranda lalu mencoba mencari Tiba.
Ia melihat jejak korban di sekitar kebun dan menemukan senter, sandal jepit, dan parang tergeletak.
Miranda lalu meminta bantuan warga desa di Pulau Muna untuk melanjutkan pencarian.
Sekitar pukul 09.30 Wita, warga bernama La Ode Fendi melihat seekor ular raksasa yang perutnya membesar di sekitar kebun.
Ular tersebut tak bisa bergerak karena diduga kekenyangan.
Kasat Reskrim Polres Muna Iptu Fitrayadi mengatakan, warga lalu berusaha membunuh ular tersebut menggunakan senjata seadanya karena curiga Tiba telah dimangsa.
“Ternyata betul, tubuh tiba yang sejak selepas subuh dicari ada di dalam perut ular,” katanya.
Warga pun heboh dan berbondong-bondong datang ke Desa Persiapan Lawela dan juga melayat ke rumah korban.
Baca juga:Beginilah Nasib dari Anak 'Penyihir' yang Ditelantarkan dan Ditinggalkan oleh Orangtuanya
Teringat Akbar
Kejadian yang menimpa Wa TIba mengingatkan kita pada kasus serupa yang menimpa Akbar pada akhir Maret 2017 lalu.
Tak kunjung pulang setelah memanen sawit, laki-laki 25 tahun itu ditemukan tertelan ular piton (Pythonidae) tak jauh dari kebun sawitnya di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Di beberapa tempat di Indonesia, ular jenis ini dikenal dengan ular sanca kembang atau ular sawah.
Akbar berangkat dari rumah menuju kebun sawitnya pada Minggu (26/3/2017) sekitar pukul 09.00 WITA.
Tapi korban tak kembali hingga keesokan harinya, atau Senin. Keluarga dan warga pun mencari keberadaan Akbar.
Saat pencarian sekitar pukul 22.00 WITA, setempat menemukan seekor ular piton di kebun milik korban. Heran melihat ular berperut buncit, warga kemudian menangkap ular tersebut. Perut ular piton itu dibelah.
Setelah perut ular dibelah, warga kaget bukan main. Ternyata ada tubuh Akbar di perut ular piton dan sudah meninggal dunia.
“Ditemukan di lokasinya (kebunnya) kasihan,” kata Satriawan, pemuda yang turut mencari Akbar. “
Awalnya Akbar berangkat dari rumahnya untuk pergi memanen sawitnya, setelah tidak kembali ke rumahnya lalu dicari di kebunnya.”
Ular piton itu kemudian ditangkap warga di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (27/3/2017).
Jasad Akbar ditemukan masih utuh di perut ular piton tersebut. Ular telah memangsa seluruh tubuh Akbar, mulai kepala hingga kaki.
Posisi kaki korban ada di lambung ular lebih dekat rongga mulut ular.
Sebaliknya, kepala mayat ke arah kloaka ular atau searah ekor. Artinya, Akbar ditelan bulat-bulat dari kepalanya dulu. Sungguh tragis nasibnya.
Celana pendek dan kaos yang dikenakan Akbar juga ditelan ular piton itu secara utuh. Kondisi mayat terlihat dalam kondisi seperti itu, setelah warga membelah ular piton tersebut.
Ular piton alias ular sanca kembang alias ular sawah alias ular sanca batik merupakan jenis ular dari suku Pythonidae yang berukuran besar dan memiliki ukuran tubuh terpanjang di antara ular lain.
Ukuran terbesarnya bisa mencapai lebih dari 8.5 meter dan merupakan ular terpanjang di dunia.
Baca juga:Viral Video Ular Melahirkan, Banyak yang Tak Percaya, Simak Faktanya!
Bahkan lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan. Sementara dalam bahasa Inggris disebut reticulated python atau kerap disingkat retics.
Sedangkan nama ilmiahnya yang sebelumnya adalah Python reticulatus, kini diubah genusnya menjadi Malayopython reticulatus. Sanca kembang ini mudah dikenali karena umumnya bertubuh besar.